Detail Cantuman

No image available for this title

Text

Sistem Perkawinan Pada Masyarakat Iantena dan relevansinya Terhadap Perkawinan Katolik


3033189201SKRIPSI 4188PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 (23)Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripikan dan menjelaskan sistem perkawinan pada masyarakat Iantena, dan (2) mendeskripsikan dan menjelaskan nilai-nilai perkawinan masyarakat Iantena yang masih relevan dengan perkawinan Gereja Katolik. Metode yang dipakai dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis memakai dua jenis metode penelitian yakni: Pertama, penulis membuat studi kepustakaan dengan membaca literatur-literatur demi memperkaya tulisan ini. Selain mendapatkan data melalui buku-buku, penulis juga melengkapi dari sumber lain surat kabar dan internet. Kedua, penulis juga membuat studi penelitian lapangan dengan mewawancarai beberapa informan kunci yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup tentang tradisi masyarakat Iantena. Dari data-data inilah, penulis memiliki gambaran dan landasan teoritis untuk mengembangkan ide dalam menggarap karya tulis ini. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa dalam sistem perkawinan masyarakat Iantena sejatinya memiliki relevansi dalam hubungan dengan perkawinan dalam Gereja Katolik, diantaranya: Pertama, cinta antara laki-laki dan perempuan pada saat pacaran yang menggerakkan keduanya untuk hidup bersama sebagai suami-istri di kemudian hari. Pada momen seperti ini keduanya belajar untuk saling mengenal, saling belajar serta berkomitmen untuk menerima satu sama lain sebagaimana adanya hingga ke jenjang perkawinan. Relasi antara keduanya masih dibatasi, dalam hal ini, masih berada dalam pengawasan dari orang tua mereka masing-masing. Hal ini dibuat untuk menjaga kemungkinan, agar perempuan tidak hamil sebelum adanya urusan adat dan pernikahan. Selain itu, agar laki-laki juga memiliki tanggungjawab ketika sudah memiliki komitmen untuk membangun kehidupan rumah tangga. Hal-hal seperti ini yang dihidupi dan dipraktekkan dalam masyarakat Iantena. Pentingnya aspek cinta dalam tradisi perkawinan masyarakat Iantena memiliki relevansinya juga dengan perkawinan dalam Gereja Katolik. Gereja Katolik juga menekankan aspek cinta yang sejati dalam sakramen perkawinan. Sebab, sebuah perkawinan tanpa dilandasi oleh cinta yang tulus, bisa saja berakhir dengan kehancuran. Dengan demikian, urusan adat dalam sistem perkawinan masyarakat Iantena dan dalam perkawinan Katolik sama-sama melihat aspek cinta sebagai unsur penting dalam membangun sebuah rumah tangga. Cinta yang dimaksud tidak hanya terungkap dalam kemesraan dan hubungan seksual, melainkan juga menyangkut pemberian diri yang total dalam ikatan cinta yang penuh tanggungjawab dan disertai kebebasan yang penuh dalam membina hubungan cinta sebagai suami-istri. Kedua, perkawinan tidak diijinkan bagi pasangan yang masih memiliki hubungan darah. Perkawinan merupakan persatuan dua orang yang berbeda kepribadian, latar belakang keluarga dan seksualitas untuk membangun persekutuan hidup dan cinta yang mendalam serta perlu diberi dukungan baik oleh Gereja maupun masyarakat. Dengan demikian hal yang tidak bisa diterima dan dibenarkan, jika seorang pria yang kawin dengan saudari kandungnya atau yang masih memiliki hubungan keluarga atau hubungan darah dalam garis lurus antara sanak keluarga dari satu tingkat dengan tingkat yang berikut, juga dalam garis samping, sejauh hal tersebut dapat diingat. Perkawinan seperti itu dalam sistem perkawinan adat-istiadat masyarakat Iantena sungguh ditolak dengan beberapa alasan mendasar; Pertama, perkawinan yang masih berhubungan keluarga dalam garis lurus antara sanak keluarga dari satu tingkat dengan tingkat yang berikut, juga dalam garis samping, sejauh hal tersebut dapat diingat, dapat merusak nama baik keluarga. Kedua, perkawinan jenis ini juga dapat merusak alam dan juga merugikan masyarakat sekitar. Ketiga, perkawinan jenis ini pula dalam budaya orang Iantena berdampak buruk bagi masa depan anak yakni dari segi kesehatan, psikologi, mental dan intelektual. Keempat, masyarakat Iantena memiliki suatu kesadaran akan pentingnya aturan Gereja Katolik yang mereka imani dalam hidup mereka. Masyarakat Iantena menyadari bahwa perkawinan jenis ini tidak disahkan oleh ajaran Gereja Katolik karena melanggar aturan yang sudah tertera dalam hukum perkawinan yang terdapat dalam kanon. 1091-§1 yang menegaskan bahwa perkawinan yang coba dilangsungkan di antara mereka yang berhubungan darah keturunan garis lurus, pada tingkat mana pun adalah perkawinan yang tidak sah. Dengan demikian, keempat hal ini sungguh mengafirmasi bahwa dalam masyarakat Iantena, perkawinan masih dalam hubungan darah keturunan garis lurus pada tingkat manapun sungguh ditolak. Hal seperti ini juga ditolak dalam perkawinan dalam Gereja Katolik. Selain berapa nilai-nilai yang masih relevan di atas namun tak bisa dimungkiri, ada juga nilai dalam sistem perkawinan masyarakat Iantena yang tidak sesuai dengan perkawinan dalam Gereja Katolik. Misalnya dalam hubungan dengan Kawin paksa.
Judul Seri -
No. Panggil SKRIPSI 4188
Penerbit IFTK Ledalero : Ledalero-Maumere.,
Deskripsi Fisik -
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN -
Klasifikasi NONE
Tipe Isi -
Tipe Media -
Tipe Pembawa -
Edisi Cetakan ke-1
Subyek Perkawinan
Info Detil Spesifik -
Pernyataan Tanggungjawab
Tidak tersedia versi lain