Buku ini digagas sebagai sumbangan Oase Intim bagi semua fihak, khususnya gereja-gereja di Indonesia, dalam panggilan pemberdayaan dan pendampingan menghadapi masalah lingkungan dan konflik agraria di Indonesia, yang menimbulkan ketidakadilan ganda, yakni ketidakadilan terhadap lingkungan (dalam bentuk perusakan tanah, penggundulan hutan, pencemaran air dan udara, serta perusakan laut), dan ketidakadilan sosial terhadap masyarakat yang mengalami baik dampak kerusakan lingkungan maupun dan utamanya mereka yang dirampas atau digusur dari tanahnya, dikriminalisasi, serta yang dihilangkan habitat mata pencahariannya. Para penulis dari berbagai daerah di Indonesia menyingkap berbagai kasus konflik agraria dan upaya-upaya mengatasinya. Sejumlah penulis lainnya membahas perspektif teologis mengenai tanah (alam), manusia dan Tuhan. Kedua rumpun tulisan, baik narasi konflik maupun refleksi teologis terpadu menjadi panduan pemberdayaan dan pendampingan dalam menegakkan keadilan, baik bagi masyarakat maupun alam yang menjadi korban. Sesuai pendekatan pelayanan Oase Intim, dalam buku ini pembaca akan disuguhi teologi kontekstual, teologi yang diperkembangkan dari dan untuk pelayanan terhadap krisis lingkungan dan konflik agraria, salah satu burning issue dewasa ini.

Tulisan ini dimaksudkan untuk mengembangkan sebuah teologi ramah tanah dengan memanfaatkan baik hikmat masyarakat Meto di Timor Barat, maupun teks-teks Alkitab. Kedua teks yang berbeda itu dibawa ke dalam dialog satu dengan yang lain untuk saling menantang dan melengkapi, guna melahirkan sebuah pemahaman teologis yang lebih bersahabat dengan alam, sesuai maksud Ilahi. Pengembangan teologi ramah tanah ini diharapkan menyumbang bagi dibongkarnya pola pikir dan pola tindak yang memandang rendah, bahkan mengeksploitasi tanah. (Mery Kolimon)