Detail Cantuman
Text
Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa dari Revolusi 45 Sampai Kudeta 65
1033631201 | 959.8 SAE k C-1 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
Sejarah memang milik penguasa. Namun kebenaran sejarah yang sesungguhnya belum tentu milik penguasa. Sebab kebenaran sejarah bisa dibelokkan sesuai keinginan politik sebuah rezim. Sebuah rezim bisa dengan bebas membelokan fakta sejarah dan mengabarkan fakta palsu kepada masyarakat. Nah, para pelaku sejarah yang berani membongkar fakta-fakta yang tersembunyi inilah yang kita butuhkan. Seperti halnya H. Maulwi Saelan, seorang wakil komandan Tjakrabirawa yang menuliskan kesaksiannya dalam bukunya Dari Revolusi 45 sampai Kudeta 66.
Sebenarnya banyak fakta sejarah yang belum terungkap dan serba tertutupi, terutama saat rezim Orde Baru berkuasa. Begitu rapinya, hanya segelintir orang yang mengetahui fakta dan kebenaran yang terjadi. Misalnya, berapa ratus orang tahanan politik (anggota PKI) yang dibunuh tanpa diadili. Bagaimana sesungguhnya peralihan kekuasaan pemerintahan dari Soekarno ke Soeharto terjadi, hanya sedikit orang yang tahu. Bagaimana pula nasib aktivis dan seniman Wiji Thukul yang lenyap tak berjejak. Maka sebenarnya, penyembunyian ataupun penyimpangan fakta sejarah yang sesungguhnya bisa menjadi preseden buruk bagi sebuah bangsa. Dan ini seringkali terjadi di Indonesia.
Maka, buku semacam ini–Dari Revolusi 45 Sampai Kudeta 66–yang berani menyingkap kebenaran nyata sejarah sangat diperlukan oleh semua elemen bangsa. Tak saja oleh para akademisi atau sejarahwan, tapi juga oleh anak muda. Ingatlah “Jas merah” (jangan lupakan sejarah), sebuah pesan penting dari Bung Karno. Dan upaya pelurusan sejarah dalam buku tersebut (dari pelaku sejarah Maulwi Saelan) memberikan sumbangan yang besar bagi bangsa ini.
Menurut sejarahwan Dr Asvi Warman Adam dalam pengantar buku ini, Saelan adalah seorang penjaga gawang kesebelasan Indonesia, pengawal kemerdekaan Indonesia, pengawal presiden pertama, dan pengawal pendidikan generasi muda. Nah, setelah kejatuhan Bung Karno, banyak penangkapan orang-orang yang berpihak kepadanya. Termasuk Maulwi Saelan yang dijebloskan ke tahanan beberapa tahun pada awal Orde Baru.
Keunggulan buku ini seperti yang disebutkan Dr Asvi Warman Adam karena terlampirnya secara detail arsip dan dokumen penting, misalnya inventaris barang-barang milik Soekarno berupa ratusan buku, bahkan kekayaan di bank. Terdapat pula daftar obat yang dikonsumsi Bung Karno (xii). Dalam daftar harta yang ditinggalkan begitu saja di Istana Merdeka, terdapat banyak kemeja Arrow dan jam-jam Rolex, serta ada juga emas batangan. Asvi mempertanyakan keberadaan harta yang ditinggalkan begitu saja itu.
Dalam prakata buku ini, Maulwi Saelan, mengatakan, “Buku ini berkaitan erat dengan revolusi fisik bangsa Indonesia hingga hari-hari terakhir bersama Bung Karno, yang dipenuhi hujatan dan penghinaan semena-mena oleh “para pahlawan Orde Baru.” Dan tudingan kesalahan yang tidak pernah dibuktikan secara hukum, Bung Karno ditumbangkan lewat mengobarkan semangat kebencian atas dirinya. Tulis Maulwi Saelan pada halaman xv.
Buku ini berisi kronik sejarah yang cukup lengkap dari saksi sejarah Maulwi Saelan, wakil komandan Tjakrabirawa. Dibuka dengan biografi pribadi Maulwi Saelan yang sarat dengan romantika sejak ia menggemari sepak bola hingga ia terlibat revolusi fisik mengusir Belanda pasca 1945. Pendek kisah, pria kelahiran Makasar 1926 ini dipercaya menjadi pengawal Bung Karno. Dan drama politik terbesar sepanjang sejarah Indonesia pun tersimak jelas oleh Saelan sebagai seorang pengawal Presiden Soekarno. Dalam buku ini juga diulas beragam kronologis sejarah termasuk penyimpangan Supersemar oleh Soeharto.
Selain narasi yang mengalir, buku ini sarat dengan pendokumentasian yang baik dari seorang Maulwi Saelan. Buku Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa: Dari Revolusi 45 sampai Kudeta 66 ini diterbitkan oleh Visimedia Pustaka.
Sebenarnya banyak fakta sejarah yang belum terungkap dan serba tertutupi, terutama saat rezim Orde Baru berkuasa. Begitu rapinya, hanya segelintir orang yang mengetahui fakta dan kebenaran yang terjadi. Misalnya, berapa ratus orang tahanan politik (anggota PKI) yang dibunuh tanpa diadili. Bagaimana sesungguhnya peralihan kekuasaan pemerintahan dari Soekarno ke Soeharto terjadi, hanya sedikit orang yang tahu. Bagaimana pula nasib aktivis dan seniman Wiji Thukul yang lenyap tak berjejak. Maka sebenarnya, penyembunyian ataupun penyimpangan fakta sejarah yang sesungguhnya bisa menjadi preseden buruk bagi sebuah bangsa. Dan ini seringkali terjadi di Indonesia.
Maka, buku semacam ini–Dari Revolusi 45 Sampai Kudeta 66–yang berani menyingkap kebenaran nyata sejarah sangat diperlukan oleh semua elemen bangsa. Tak saja oleh para akademisi atau sejarahwan, tapi juga oleh anak muda. Ingatlah “Jas merah” (jangan lupakan sejarah), sebuah pesan penting dari Bung Karno. Dan upaya pelurusan sejarah dalam buku tersebut (dari pelaku sejarah Maulwi Saelan) memberikan sumbangan yang besar bagi bangsa ini.
Menurut sejarahwan Dr Asvi Warman Adam dalam pengantar buku ini, Saelan adalah seorang penjaga gawang kesebelasan Indonesia, pengawal kemerdekaan Indonesia, pengawal presiden pertama, dan pengawal pendidikan generasi muda. Nah, setelah kejatuhan Bung Karno, banyak penangkapan orang-orang yang berpihak kepadanya. Termasuk Maulwi Saelan yang dijebloskan ke tahanan beberapa tahun pada awal Orde Baru.
Keunggulan buku ini seperti yang disebutkan Dr Asvi Warman Adam karena terlampirnya secara detail arsip dan dokumen penting, misalnya inventaris barang-barang milik Soekarno berupa ratusan buku, bahkan kekayaan di bank. Terdapat pula daftar obat yang dikonsumsi Bung Karno (xii). Dalam daftar harta yang ditinggalkan begitu saja di Istana Merdeka, terdapat banyak kemeja Arrow dan jam-jam Rolex, serta ada juga emas batangan. Asvi mempertanyakan keberadaan harta yang ditinggalkan begitu saja itu.
Dalam prakata buku ini, Maulwi Saelan, mengatakan, “Buku ini berkaitan erat dengan revolusi fisik bangsa Indonesia hingga hari-hari terakhir bersama Bung Karno, yang dipenuhi hujatan dan penghinaan semena-mena oleh “para pahlawan Orde Baru.” Dan tudingan kesalahan yang tidak pernah dibuktikan secara hukum, Bung Karno ditumbangkan lewat mengobarkan semangat kebencian atas dirinya. Tulis Maulwi Saelan pada halaman xv.
Buku ini berisi kronik sejarah yang cukup lengkap dari saksi sejarah Maulwi Saelan, wakil komandan Tjakrabirawa. Dibuka dengan biografi pribadi Maulwi Saelan yang sarat dengan romantika sejak ia menggemari sepak bola hingga ia terlibat revolusi fisik mengusir Belanda pasca 1945. Pendek kisah, pria kelahiran Makasar 1926 ini dipercaya menjadi pengawal Bung Karno. Dan drama politik terbesar sepanjang sejarah Indonesia pun tersimak jelas oleh Saelan sebagai seorang pengawal Presiden Soekarno. Dalam buku ini juga diulas beragam kronologis sejarah termasuk penyimpangan Supersemar oleh Soeharto.
Selain narasi yang mengalir, buku ini sarat dengan pendokumentasian yang baik dari seorang Maulwi Saelan. Buku Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa: Dari Revolusi 45 sampai Kudeta 66 ini diterbitkan oleh Visimedia Pustaka.
Judul Seri | - |
No. Panggil | 959.8 SAE k |
Penerbit | Visimedia : Jakarta., 2008 |
Deskripsi Fisik | xviii + 486 hlm.; 23 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 979-104-399-X |
Klasifikasi | 959.8 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan ke-1 |
Subyek | Indonesia - Politik dan Pemerintahan |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | H. Maulwi Saelan |
Tidak tersedia versi lain