Detail Cantuman

No image available for this title

Text

Stigmatisasi dan Diskriminasi Pada ODHA di Maumere Dalam Terang Teologi Pemerdekaan Mangunwijaya.


4034237201TESIS 0519PERPUSTAKAAN KAMPUS 1Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan
Adapun tujuan utama penulisan ini ialah untuk melihat persoalan stigma dan diskriminasi pada ODHA di Maumere dalam terang teologi pemerdekaan Mangunwijawa. Tujuan utama ini dicapai melalui beberapa tahapan: 1) Mendeskripsikan persoalan stigma dan diskriminasi pada kelompok ODHA di Maumere. 2) Menjelaskan pandangan Mangunwijaya tentang teologi pemerdekaan, dalam kaitannya dengan stigmatisasi dan diskriminasi. 3) Menjelaskan relevansi teologi pemerdekaan Mangunwijaya dalam menjawabi persoalan stigma dan diskriminasi pada kelompok ODHA di Maumere. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sumber data utama dari penelitian ini adalah wawancara tatap muka dengan para ODHA, pengurus KDS, KPAD, masyarakat biasa, petugas kesehatan dan juga kaum religius, serta data-data yang diperoleh dari beberapa sumber. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipatoris, wawancara mendalam dan studi pustaka. Teologi pemerdekaan Mangunwijaya dalam tulisan ini dijadikan sebagai pijakan teoretis dan bingkai analisis. Teologi pemerdekaan Mangunwijaya sebagai sebuah refleksi teologis terhadap kenyataan dan pengalaman hidup yang dialami oleh umat beriman, mendorong setiap orang untuk selalu mengamalkan apa yang diimaninya di dalam realitas kehidupan setiap hari. Pemerdekaan yang dimaksudkan oleh Romo Mangunwijaya ialah pemerdekaan total manusia dari aneka bentuk ketidakadilan yang merendahkan martabatnya sebagai manusia. Teologi pemerdekaan Mangunwijaya lahir dari penghayatan nilai-nilai Injili dan teladan hidup Yesus Kristus. Berkaitan dengan para ODHA di Maumere, kehidupan yang mereka jalani adalah sebuah gambaran dari orang-orang yang kehilangan jati diri, kehilangan perhatian, kasih sayang dan juga harga diri. Stigma dan diskriminasi yang mereka terima merupakan sebuah bentuk pelecehan terhadap martabat manusia. Teologi pemerdekaan Mangunwijaya menawarkan satu perspektif baru tentang bagaimana orang-orang Kristiani membangun relasi dengan orang-orang kecil, tertindas dan yang tidak diakui dalam masyarakat. Keutamaan-keutamaan yang ditawarkan oleh Mangunwijaya adalah sebagai berikut: Pertama, pendekatan yang mengutamakan nilai cinta kasih. Cinta kasih bagi Mangunwijaya bukan sesuatu yang abstrak, tetapi harus menemukan wujudnya dalam kebersamaan dengan yang lain. Kedua, penghargaan terhadap martabat manusia. Bagi Mangunwijaya, martabat manusia tidak pernah hilang atau berkurang hanya karena sakit atau situasi sulit yang dialami oleh manusia. Karena itu, segala hal yang melecehkan martabat manusia harus dilawan dan dihilangkan. Ketiga, solidaritas. Teologi pemerdekaan mengajarkan kepada setiap orang Kristiani untuk senantiasa mencintai orang-orang kecil, membantu orang-orang kecil keluar dari persoalan yang mereka alami, menghargai satu sama lain dan mengkritisi kebijakan atau cara pandang yang salah yang bisa mengorbankan nasib orang-orang kecil. Keutamaan-keutamaan ini pada dasarnya bisa menjadi kekuatan yang mampu menghilangkan stigma dan diskriminasi yang dialami oleh para ODHA di Maumere. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa stigma dan diskriminasi terhadap para ODHA di Maumere masih terjadi. Hal ini tampak dalam perilaku menghina, mengucilkan, memfitnah dan mengusir para ODHA. Stigma dan diskriminasi terhadap ODHA umumnya dilakukan oleh keluarga dekat, masyarakat umum, teman, lingkungan pekerjaan dan juga tenaga kesehatan. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya stigma dan diskriminasi pada ODHA. Pertama, minimnya pengetahuan dari masyarakat terkait virus HIV dan AIDS beserta penularannya. Hal ini menyebabkan masyarakat beranggapan bahwa HIV dan AIDS adalah penyakit yang sangat berbahaya dan mudah menular. Kedua, konsep dan pandangan masyarakat yang masih keliru tentang HIV dan AIDS yang dialami oleh para ODHA. Masyarakat masih beranggapan bahwa orang yang terkena virus HIV dan AIDS adalah orang-orang yang tidak bermoral, orang-orang yang tidak berdamai dengan leluhur dan orang berdosa yang terkena kutukan dari Tuhan karena perbuatan yang mereka lakukan.
Judul Seri -
No. Panggil TESIS 0519
Penerbit IFTK Ledalero : Ledalero - Maumere.,
Deskripsi Fisik xviii + 181 hlm.: Ilus.;30.5 cm.
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN -
Klasifikasi NONE
Tipe Isi -
Tipe Media -
Tipe Pembawa -
Edisi -
Subyek Teologi Kristen
Ilmu Sosial
Agama
Info Detil Spesifik -
Pernyataan Tanggungjawab
Tidak tersedia versi lain