Detail Cantuman

No image available for this title

Text

Makna Ritus Zaigho Masyarakat Loura dalam Perbandingan dengan Ajaran Gereja Katolik Tentang Kematian dan Hidup Sesudah Kematian Serta Relevansinya bagi Karya Pastoral di Wilayah Loura Sumba Barat Daya


4034284201TESIS 0547PERPUSTAKAAN KAMPUS 1Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan
Penelitian ini bertujuan untuk menggali makna ritus Zaigho pada masyarakat Loura, Sumba Barat Daya dalam perbandingan dengan ajaran Gereja Katolik tentang kematian dan hidup sesudah kematian. Tujuan dari tulisan ini dirinci ke dalam beberapa tujuan, yakni: pertama, untuk memperkenalkan siapa itu masyarakat Loura; kedua, untuk menemukan dan menggali makna ritus Zaigho di dalam masyarakat Loura; ketiga, untuk mengemukakan pandangan Kristen Katolik tentang kematian dan kehidupan sesudah kematian; keempat, untuk menemukan makna ritus Zaigho tentang keselamatan dalam perbandingan dengan ajaran/Teologi Katolik; kelima, untuk mengemukakan relevansi pemahaman atas ritus Zaigho secara Kristiani bagi karya pastoral dan pengembangan iman umat di wilayah Loura. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan sumber data primer melalui wawancara dan pengumpulan data di lapangan. Selanjutnya penulis berusaha mengonfrontasikan data primer dengan berbagai informasi dari studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa: Pertama, ritus Zaigho dilakukan berdasarkan kepercayaan masyarakat Loura tentang adanya kehidupan sesudah kematian. Ritus Zaigho mempersatukan orang yang meninggal dengan para leluhur dan berada bersama Magholo Marawi (Pencipta), serta memulihkan relasinya dengan orang-orang yang masih hidup. Kedua, Gereja Katolik dengan ajaran-ajaran imannya bisa menghantar orang-orang Marapu untuk beriman kepada Kristus. Ketiga, keselamatan yang diajarkan dalam Gereja Katolik menegaskan bahwa setiap orang yang meninggal akan memiliki keselamatan bagi jiwanya di dunia yang baru. Gereja berharap pada keselamatan yang dikerjakan Allah dalam diri Kristus Putra-Nya, karena di dalam Dia semua orang diselamatkan. Keempat, kepercayaan di balik makna ritus Zaigho dan ajaran kehidupan sesudah kematian yang diajarkan oleh Gereja Katolik memiliki tujuan yang mirip atau boleh dikatakan sama, yaitu demi keselamatan kekal. Akhirnya budaya dan Gereja melalui penghayatan nilai-nilai luhur, dan ajaran iman yang benar, mengungkapkan kehadiran Allah sebagai Pencipta yang menyelamatkan semua.
Judul Seri -
No. Panggil TESIS 0547
Penerbit IFTK Ledalero : Ledalero - Maumere.,
Deskripsi Fisik xv + 167 hlm.; ils.; 29,5 cm.
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN -
Klasifikasi NONE
Tipe Isi -
Tipe Media -
Tipe Pembawa -
Edisi Cetakan ke-1
Subyek Ritus Kematian
Info Detil Spesifik -
Pernyataan Tanggungjawab
Tidak tersedia versi lain