Detail Cantuman

No image available for this title

Text

Ritus Waúng Woza Laka pada Masyarakat Kampung Lete Manggarai Timur dalam Perbandingan dengan Sakramen Baptis dan Relevansinya bagi Karya Pastoral Keluarga


4034280201TESIS 0543PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 (25)Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui dan memahami konsep ritus Waúng Woza Laka pada masyarakat Kampung Lete (2) mengetahui dan memahami nilai-nilai dalam ritus Waúng Woza Laka sebagai tanda keselamatan dan kelahiran baru dalam kepercayaan masyarakat Kampung Lete. (3) mengetahui dan memahami relevansi hakikat ritus Waúng Woza Laka dengan hakikat nilai Sakramen Baptis dalam Gereja Katolik. (4) mengetahui dan memahami relevansi nilai-nilai ritus Waúng Woza Laka dan Sakramen Baptis bagi perkembangan iman umat melalui karya pastoral keluarga yang terdiri dari kursus persiapan pembaptisan, pendampingan pasca pembaptisan, dan membuat tata perayaan liturgi yang inkulturatif. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan sebagai dasar rujukan teoretis dalam proses penelitian. Penulis juga melakukan penelitian kualitatif dengan metode observasi partisipatif dan wawancara. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah adanya beberapa kesamaan nilai antara ritus Waúng Woza Laka dan ajaran Gereja tentang Sakramen Baptis. Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan studi kepustakaan dapat disimpulkan bahwa: Ritus Waúng Woza Laka mengungkapkan nilai teologis atau religius (kepercayaan kepada Wujud Tertinggi atau Allah yang satu dan sama), nilai pembebasan, nilai kelahiran baru, nilai moral (tanggung jawab orang tua) dan nilai sosial (kedua ritus sama-sama merupakan upacara inisiasi). Semua nilai yang terkandung di dalam ritus tersebut bermuara pada keyakinan akan adanya Mori Kraeng, Mori ata Zari agu Dedek sebagai Pemberi Kehidupan dan Penjamin Keselamatan bagi anak-anak yang baru dilahirkan. Dengan adanya keyakinan tersebut maka ritus Waúng Woza Laka sebagai warisan tradisi leluhur tetap dipertahankan dan dijalankan hingga kini. Akan tetapi ritus Waúng Woza Laka dan segala unsur-unsurnya mesti selalu terus direfleksikan dan dikaji secara bersama dalam terang iman Katolik. Makna ritus Waúng Woza Laka memiliki nilai-nilai baik, luhur dan suci yang diwariskan oleh para leluhur dan terbingkai di dalam tradisi. Pemahaman ini dikuatkan dengan model antropologis yang mengatakan bahwa Allah sudah ada dalam kebudayaan dan ia disebut sebagai sumber berteologi. Jadi, tugas seorang agen pastoral dan seorang teolog adalah dengan masuk ke dalam kebudayaan setempat, bersama-sama dengan masyarakat, menggali dan menemukan nilai-nilai iman akan Allah di dalam suku, bangsa dan etnis. Umat setempat diarahkan untuk menemukan nilai-nilai iman di dalam kebudayaan mereka, yang kemudian diterjemahkan ke dalam nilai-nilai Injil sesuai dengan ajaran Gereja Katolik. Ritus Waúng Woza Laka memiliki peluang untuk diintegrasikan dengan Sakramen Baptis melalui model karya pastoral keluarga Gereja Katolik yang dilakukan dengan cara membuat kursus persiapan pembaptisan dengan tema kebudayaan, melakukan pendampingan pasca pembaptisan dan mengadakan perayaan pembaptisan yang inkulturatif. Beberapa cara yang dipakai dalam karya pastoral keluarga ini diyakini mampu menjadikan Gereja masuk dan menyapa kehidupan umat secara konkret serta menjadi dasar pendalaman dan pengembangan iman yang efektif dan kontekstual. Tujuan yang dicapai dari karya pastoral keluarga adalah (1) agar umat sungguh mengenal, memahami dan berakar dalam identitas kebudayaannya sendiri serta terbuka untuk menerima nilai dari kebudayaan yang lain; (2) agar iman umat semakin matang dan menyadari secara utuh iman yang mereka miliki; (3) agar nilai injil dan iman Katolik sungguh meresapi kehidupan umat, khususnya masyarakat Kampung Lete. Semua tujuan dalam proses integrasi yang ditempuh melalui model karya pastoral keluarga akan terpenuhi dalam perayaan pembaptisan dengan segala unsur-unsurnya. Melalui perayaan pembaptisan semua umat akan mengalami pembebasan dan diberi bekal akan keselamatan yang datang dari Allah. Perayaan pembaptisan juga sebagai bentuk tanggung jawab orang tua terhadap kehidupan anak. Bahwa seorang anak mesti dididik atas cara-cara tertentu, dalam hal ini dididik atas cara-cara kristiani. Seorang anak yang dibaptis akan disatukan dengan persekutuan Allah Tritunggal; Bapa, Putra dan Roh Kudus, melalui Gereja Allah yang hidup di dunia. Dengan menggabungkan diri sebagai anggota Gereja, maka seorang anak akan diberi hak dan tanggung jawab untuk mengambil bagian dalam seluruh karya penyelamatan Allah di tengah Gereja dan dunia.
Judul Seri -
No. Panggil TESIS 0543
Penerbit IFTK Ledalero : Ledalero-Maumere.,
Deskripsi Fisik xiv + 190 hlm.; 29 cm
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN -
Klasifikasi 392
Tipe Isi -
Tipe Media -
Tipe Pembawa -
Edisi -
Subyek Adat dan kebudayaan
Info Detil Spesifik -
Pernyataan Tanggungjawab
Tidak tersedia versi lain