Detail Cantuman

No image available for this title

Text

Relevansi Ritus Tusu Guru Masyarakat Kuwujawa Bagi Karya Pastoral Gereja Sebagai Persekutuan.


3034349201SKRIPSI 4317PERPUSTAKAAN KAMPUS 1Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan
Penulisan Skripsi ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan ritus tusu guru pada masyarakat Kuwujawa, (2) mendeskripsikan Gereja sebagai sebuah persekutuan, dan (3) mendeskripsikan relevansi tradisi ritus tusu buru masyarakat Kuwujawa bagi karya pastoral Gereja. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis selama proses pengerjaan skripsi ini adalah wawancara dan studi kepustakaan, yaitu dengan membaca dan mengumpulkan informasi dari berbagai referensi (buku, jurnal dan artikel) yang berkaitan dengan tema skripsi. Hasil penelitian yang dilakukan penulis menunjukkan bahwa (a) dalam tradisi masyarakat kuwujawa, terdapat sebuah ritual peneriman dan pendewasaan anggota masyarakat secara adat. Ritual tersebut dinamakan tusu guru. Dalam ritus ini, anggota masyarakat Kuwujawa akan secara resmi (secara adat) diterima dan didewasakan. Pendewasaan yang dimaksudkan adalah berkaitan dengan hak-hak pribadi seperti sex dan dandan. Sebelum dilakukan ritus ini, anggota masyarakat yang belum diterima dan didewasakan secara adat, dilarang untuk memakai hak mereka di atas. Penulis juga menemukan bahwa (b) ritus tusu guru ini dapat dibandingkan dengan Gereja sebagai persekutuan. Persekutuan selalu berkaitan dengan anggota-anggota yang tergabung di dalamnya dan pastinya dalam persekutuan tersebut terdapat proses penerimaan anggota baru, seperti pembaptisan dalam Gereja Katolik. Berdasarkan hal ini penulis menemukan (c) adanya kesamaan antara ritus tusu guru dengan konsep dan makna Gereja sebagai sebuah persekutuan. Kesamaan ini menurut penulis dapat berpengaruh positif bagi Gereja dalam karya pastoralnya yakni dalam pelayanan-pelayanan ke masyarakat Kuwujawa. Berdasarkan hasil penelitan ini, penulis menyimpulkan bahwa dua keyakinan yang berbeda dapat disamakan berdasarkan makna. Walaupun masyarakat Kuwujawa adalah masyarakat adat yang hidup dalam budaya Bajawa, tetapi secara bersamaan mereka adalah anggota persekutuan Gereja. Dalam Gereja sebagai persekutuan, anggota-anggotanya diterima dengan ritus dan dalam ritus itu, anggotanya selain diterima secara resmi, juga diarahkan untuk mendapatkan keselamatan kekal. Hal yang sama juga berlaku dalam masyarakat Kuwujawa sebagai sebuah persekutuan yang menerima anggotanya dalam ritus tusu guru dan dengan demikian menuntun masyarakatnya kepada keselamatan dan dari Dewa Zeta.
Judul Seri -
No. Panggil SKRIPSI 4317
Penerbit IFTK Ledalero : Ledalero-Maumere.,
Deskripsi Fisik xi + 70 hlm.; 30 cm.
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN -
Klasifikasi NONE
Tipe Isi -
Tipe Media -
Tipe Pembawa -
Edisi -
Subyek Ilmu Sosial
Adat istiadat
Info Detil Spesifik -
Pernyataan Tanggungjawab
Tidak tersedia versi lain