Skripsi ini bertujuan untuk (1) mengenal lebih dalam tentang formasi calon imam diosesan Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret, (2) mendeskripsikan dan menjelaskan tentang formasi kemiskinan injili serta memahami dan menyelidiki fenomena hedonisme di Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret, (3) menjelaskan relevansi formasi kemiskinan injili terhadap fenomena hedonisme serta menemukan jalan keluar sebagai usaha menangkal fenomena hedonisme di Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dan pustaka. Objek yang diteliti adalah fenomena hedonisme yang bersifat destruktif dan aplikasi dari formasi kemiskinan injili. Sumber data primer penelitian ini adalah calon imam tingkat I, II, III, IV dan V melalui metode kuesioner. Sumber data sekunder diperoleh dari sumber kepustakaan yang berhubungan dengan tema penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik analisis data jenis statistik inferensial (menarik kesimpulan umum dari masalah-masalah yang dikumpulkan melalui hasil pengumpulan data kuesioner dengan metode deduktif). Langkah yang digunakan dalam metode analisis inferensial ditempuh dengan pertama, menyebarkan kuesioner. Kedua, mengumpulkan dan mengelompokkan hasil penelitian serta mempelajari beberapa teori yang relevan dengan tema penelitian. Ketiga, menghitung dan menganalisis data hasil penelitian. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa di Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret terdapat beberapa temuan berikut. (1) Para calon imam di Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret terindikasi terpapar gaya hidup hedonistik. (2) Banyak calon imam di Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret yang mempraktikkan gaya hidup yang termasuk dalam fenomena hedonisme. (3) Para calon imam di Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret belum maksimal dalam menghayati formasi kemiskinan injili. (4) Fenomena hedonisme yang terjadi rupanya menghambat formasi calon imam yang sesungguhnya. (5) Akhirnya, penulis berupaya menawarkan beberapa usaha untuk menangkal dan meminimalisasi praktik-praktik hidup para calon imam yang termasuk dalam fenomena hedonisme.