Pada masa lalu, ternak kerbau sangat kurang diperhatikan di berbagai negara hingga pada tahun 1974, ketika organisasi pangan dan pertanian dunia, Food and Agriculture Organization (FAO), pertama kali menetapkan kerbau sebagai hewan yang paling terlantar. Dalam perkembangan selanjutnya, FAO sangat mendukung pengembangan peternakan kerbau dengan memberikan contoh dan inspirasi kepada berbagai organisasi nasional dan internasional. Saat ini ternak kerbau menjadi komoditas strategis bagi wahana bisnis, pendukung kecukupan atau swasembada daging nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Keanekaragaman hayati sumber daya ternak kerbau Indonesia, seperti rumpun kerbau Sumbawa, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Moa (Maluku), Pampangan (Sumatera Selatan), Toraja (Sulawesi Selatan), Bedagur (Banten), Murrah dan Tapanuli Utara (Sumatera Utara) pantas dikembangkan ke arah yang lebih luas agar bermanfaat bagi masyarakat sekaligus menjadi kebanggaan bangsa.

Wirausaha ternak kerbau bukan lagi hanya hobi dan usaha sampingan, tetapi sudah menjadi bagian dari bisnis menuju industri modern sehingga memerlukan dukungan inovasi dan teknologi. Wirausaha ternak kerbau secara intensif meletakkan empat prinsip bisnis, yaitu berorientasi pasar, menguntungkan, efisiensi, dan berteknologi maju.

Buku ini disusun secara sederhana, sistematis, lugas, dan mudah dipahami dengan menyajikan materi potensi sumber daya ternak kerbau, prospek usaha peternakan kerbau, manfaat ternak kerbau, mengenal ternak kerbau dan pembibitan, teknik budidaya intensif, penanganan pasca panen dan analisis usaha budidaya ternak kerbau. Buku budi daya ternak kerbau secara intensif layak dimiliki para pihak yang berkepentingan sebagai salah satu referensi dalam mendukung semangat wirausaha para pelaku bisnis ternak kerbau dan mendukung percepatan swasembada daging nasional.