Detail Cantuman
Text
Genealogi Moral
1035318101 | 170.1 NIE g C-1 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
1035319102 | 170.1 NIE g C-2 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1035320103 | 170.1 NIE g C-3 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1035321104 | 170.1 NIE g C-4 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
Pemikiranku tentang genealogi moral mempunyai bentuk singkat dan sementaranya dalam kumpulan aforisme berjudul Human, all-too-Human, a Book for Free Minds. Aku menulis buku itu pada sebuah musim dingin di Sorento yang membuatku beristirahat dari rimba pikiranku yang liar serta buas. Kala itu musim dingin 1876-1877; namun, pikiran tersebut datang kepadaku lebih awal. Dan ide-ide yang serupa pula inilah yang kuharap berlanjut dalam buku ini: mari kita meyakinkan diri bahwa jeda yang lama ini membuatnya makin matang, sempurna, jernih, dan jelas. Setidaknya, fakta bahwa aku masih memegang pemikiran ini hingga sekarang, bahwa selama bertahun-tahun pemikiran ini terus berkelindan dengan pemikiran lainnya, mendorongku untuk percaya sejak awal bahwa pemikiran ini tidaklah terisolasi ataupun teragitasi, melainkan tumbuh dari akar banal, dari sebuah hasrat utama pengetahuan, diciptakan jauh mendalam pada batas-batas dan tuntutan-tuntutan yang kian bertambah.
Kita membutuhkan kritik terhadap nilai-nilai moral, dan untuk tujuan ini, diperlukan pengetahuan tentang kondisi dan keadaan tempat nilai-nilai ini tumbuh, dan di mana mereka mengalami evolusi dan distorsi (moralitas sebagai akibat, sebagai gejala, sebagai topeng, sebagai Tartuffisme, sebagai penyakit, sebagai kesalahpahaman; tetapi juga moralitas sebagai sebab, sebagai stimulan, sebagai perangsang, sebagai rintangan, sebagai obat), terutama karena pengetahuan semacam itu belum ada hingga saat ini. Nilai-nilai ini diterima begitu saja sebagai fakta yang tak terbantahkan, yang tidak diragukan lagi.
Kita membutuhkan kritik terhadap nilai-nilai moral, dan untuk tujuan ini, diperlukan pengetahuan tentang kondisi dan keadaan tempat nilai-nilai ini tumbuh, dan di mana mereka mengalami evolusi dan distorsi (moralitas sebagai akibat, sebagai gejala, sebagai topeng, sebagai Tartuffisme, sebagai penyakit, sebagai kesalahpahaman; tetapi juga moralitas sebagai sebab, sebagai stimulan, sebagai perangsang, sebagai rintangan, sebagai obat), terutama karena pengetahuan semacam itu belum ada hingga saat ini. Nilai-nilai ini diterima begitu saja sebagai fakta yang tak terbantahkan, yang tidak diragukan lagi.
Judul Seri | - |
No. Panggil | 170.1 NIE g |
Penerbit | BASABASI : Yogyakarta., 2023 |
Deskripsi Fisik | 220 hlm.; 20 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | 170.1 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan ke-1 |
Subyek | Moral |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Friedrich Nietzsche |
Tidak tersedia versi lain