Detail Cantuman
Text
Cinta Bukan Cokelat
1035303101 | 241.4 DEW c C-1 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
Buku filsafat populer ini mau bicara tentang ‘cinta’. Setiap kalimatnya amat berarti memberi gambaran bagaimana sebuah filsafat cinta bisa dikomunikasikan dengan amat ringan... ‘Berada di polaritas yang berlawanan, berdirilah seorang Libertine asal Perancis bernama Stendhal. Filsuf ini menolak spiritualitas ala Plato dan Kierkegaard, cinta itu menurutnya ketertarikan instan yang terjadi pada tubuh. Saat kita mengagumi seseorang, meski kita merasa tertarik dengan betapa charming dan jenakanya orang tersebut, tetap saja menurut Stendhal tubuh kita bereaksi terhadap eksterioritas orang tersebut. Stendhal dengan bahasanya yang sangat erotis, menjelaskan tahap admirasi, di mana kita mengkhayal bahwa alangkah manis dan nikmatnya untuk mencium bibirnya, atau menyentuh kulitnya—pikiran-pikiran semacam itu. Berbeda dengan Stendhal, Erich Fromm menganggap bahwa cinta semacam itu hanyalah cinta erotis, yang menurutnya bukan inti dari proses aktivitas mencintai dan dicintai. Ia mencoret kata ‘Falling in Love’ dan menggantinya dengan ‘Standing in Love’. Falling in love atau jatuh ke dalam cinta, menurut Fromm merenggut rasionalisasi dalam kehidupan manusia.
Judul Seri | - |
No. Panggil | 241.4 DEW c |
Penerbit | Kanisius : Yogyakarta., 2009 |
Deskripsi Fisik | vi + 127 hlm.; 15 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 978-979-21-2181-0 |
Klasifikasi | 241.4 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan ke-1 |
Subyek | - |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Saras Dewi |
Tidak tersedia versi lain