Buku ini mengajarkan bagaimana UMKM membuat laporan keuangan melalui SI APIK. UMKM harus mampu menghadapi tantangan dengan cara meningkatkan inovasi produk dan jasa, mengembangkan sumber daya manusia, menggunakan teknologi, dan memperluas area pemasaran. UMKM memiliki ketahanan dalam menopang terjadinya krisis ekonomi di Indonesia. Bertumbuh dan berkembangnya UMKM di Indonesia tidak terlepas dari kelemahan dan kesulitan dalam hal permodalan dan bahan baku yang dihadapi oleh industri kecil menengah. Banyak UMKM belum mencatat dan membuat pembukuan, serta laporan keuangan. DSAK IAI telah menyusun Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah untuk mempermudah pemahaman mengenai laporan keuangan bagi UMKM. Bank Indonesia (BI) meluncurkan sistem pencatatan keuangan dengan nama SI APIK (Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan), diharapkan bisa mempermudah UMKM dalam membuat laporan keuangan.

UMKM juga perlu melakukan competitive advantage maka strategi bersaing harus disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki oleh UMKM. UMKM yang unggul adalah UMKM yang inovatif, serta memiliki budaya yang unik dan sulit ditiru. Budaya tersebut berkaitan dengan cara UMKM berkomunikasi dengan pelanggan, pemasok, dan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya. UMKM harus memiliki manajemen yang baik dan mampu memilih strategi yang baik sehingga memiliki keunggulan bersaing secara berkelanjutan.

UMKM harus mampu memiliki legalitas usaha, memperluas pasar, menambah jenis produk, mampu meningkatkan produksi, dan memiliki strategi digitalisasi. Era Industry 4.0 memberikan dampak bagi UMKM. UMKM harus mengikuti perkembangan teknologi dan menggunakan teknologi internet, seperti situs web (website), Facebook, Instagram, dan media sosial (social media) lainnya dalam memasarkan produk/jasanya. Teknologi dapat menciptakan sumber daya murah dan berkelanjutan, sehingga UMKM bisa berkembang. UMKM yang sehat dan maju bisa mengakses permodalan dan bisa menarik investor untuk menginvestasikan dananya di UMKM tersebut. Dalam upaya mengakses permodalan, UMKM harus berorientasi pada kinerja (performance) usahanya. UMKM juga harus mampu melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam strategi peningkatan usaha.