Detail Cantuman
Text
Madilog : Materialisme, Dialektika dan Logika
1036330101 | 146.32 MAL m C-1 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
1036331102 | 146.32 MAL m C-2 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Sedang Dipinjam (Jatuh tempo pada2024-11-21) |
1036332103 | 146.32 MAL m C-3 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Sedang Dipinjam (Jatuh tempo pada2024-11-25) |
1036333104 | 146.32 MAL m C-4 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Sedang Dipinjam (Jatuh tempo pada2024-12-02) |
Naskah ini ditulis di Rawajati, dekat pabrik sepatu Kalibata, Cililitan, Jakarta merupakan tempat tinggal saya sejak 15 Juli 1942 hingga sekitar pertengahan tahun 1943, dengan mempelajari keadaan kota dan kampung Indonesia yang lebih dari 20 tahun ditinggalkan. Waktu yang digunakan untuk menulis Madilog ialah kurang lebih delapan bulan mulai 15 Juli 1942 sampai dengan 30 Maret 1943 (berhenti 15 hari), totalnya 720 jam, atau sepadan dengan 3 jam sehari.
Sementara itu, buku lain yang merupakan gabungan Aslia (Asia Australia) yang sudah setengah ditulis terpaksa ditunda. Sebab, ada kendala yang pertama kehabisan uang. Selain itu, sebab kedua yakni sang Polisi, Yuansa namanya di waktu itu, sudah dua kali datang memeriksa dan menggeledah rumah, lebih tepatnya lagi "pondok" tempat saya tinggal. Lantaran huruf Madilog dan gabungan Aslia terlampau kecil dan diletakkan di tempat yang tidak mengundang perhatian sama sekali, maka terlindung ia dari mata polisi. Terpeliharalah pula kedua kitab itu dan pengarangnya sendiri dari mata dan tongkat Kempei Jepang.
Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali.
Di dalam karya besarnya ini, Tan Malaka mendorong bangsa Indonesia agar menguasai ilmu filsafat. Namun, bukan sembarang filsafat, melainkan filsafat yang didasarkan pada bukti nyata (ilmiah atau saintis). Ia meyakini bangsa Indonesia (dan bangsa-bangsa lain di dunia) lama terkungkung dalam penjajahan karena terbelenggu oleh pemikiran rohani bercampur mistis. Sebagai solusi, baginya sains adalah cara berpikir paling jitu, tepat, cemerlang untuk keluar dari "penjajahan" baru, yakni dominasi kapitalisme, feodalisme, dan antek-anteknya.
Harus diakui, Madilog adalah karya Tan Malaka yang brilian sekaligus orisinal meski isi bahasannya mendatangkan pro dan kontra. Madilog adalah bukti kecerdasan Tan Malaka dalam meramu secara lengkap gagasannya yang revolusioner, didasarkan pada paradigma materialistis Barat, tetapi dipadukan dengan pergolakan dan pergulatan pemikirannya di dunia Timur.
Sementara itu, buku lain yang merupakan gabungan Aslia (Asia Australia) yang sudah setengah ditulis terpaksa ditunda. Sebab, ada kendala yang pertama kehabisan uang. Selain itu, sebab kedua yakni sang Polisi, Yuansa namanya di waktu itu, sudah dua kali datang memeriksa dan menggeledah rumah, lebih tepatnya lagi "pondok" tempat saya tinggal. Lantaran huruf Madilog dan gabungan Aslia terlampau kecil dan diletakkan di tempat yang tidak mengundang perhatian sama sekali, maka terlindung ia dari mata polisi. Terpeliharalah pula kedua kitab itu dan pengarangnya sendiri dari mata dan tongkat Kempei Jepang.
Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali.
Di dalam karya besarnya ini, Tan Malaka mendorong bangsa Indonesia agar menguasai ilmu filsafat. Namun, bukan sembarang filsafat, melainkan filsafat yang didasarkan pada bukti nyata (ilmiah atau saintis). Ia meyakini bangsa Indonesia (dan bangsa-bangsa lain di dunia) lama terkungkung dalam penjajahan karena terbelenggu oleh pemikiran rohani bercampur mistis. Sebagai solusi, baginya sains adalah cara berpikir paling jitu, tepat, cemerlang untuk keluar dari "penjajahan" baru, yakni dominasi kapitalisme, feodalisme, dan antek-anteknya.
Harus diakui, Madilog adalah karya Tan Malaka yang brilian sekaligus orisinal meski isi bahasannya mendatangkan pro dan kontra. Madilog adalah bukti kecerdasan Tan Malaka dalam meramu secara lengkap gagasannya yang revolusioner, didasarkan pada paradigma materialistis Barat, tetapi dipadukan dengan pergolakan dan pergulatan pemikirannya di dunia Timur.
Judul Seri | - |
No. Panggil | 146.32 MAL m |
Penerbit | Anak Hebat Indonesia : Yogyakarta., 2022 |
Deskripsi Fisik | vi + 474 hlm.; 20 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 978-623-400-285-0 |
Klasifikasi | 146.32 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan ke-1 |
Subyek | Logika Materialisme Dialektika |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Tan Malaka |
Tidak tersedia versi lain