Detail Cantuman
Text
Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer : Catatan Pulau Buru
1037338101 | 808.83 TOE p.a C-1 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
1037339102 | 808.83 TOE p.a C-2 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
1037340103 | 808.83 TOE p.a C-3 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1037341104 | 808.83 TOE p.a C-4 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
Buku Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer merupakan catatan Pramoedya Ananta Toer tentang derita gadis-gadis Indonesia yang menjadi korban kekejaman tentara Jepang pada masa Perang Dunia Kedua di Pulau Buru serta kelanjutan nasib para Jugun Ianfu yang ditinggalkan begitu saja setelah Jepang menyerah pada tahun 1945.
Tahun 1943, Pemerintahan Pendudukan Balatentara Dai Nippon di Jawa mengeluarkan perintah kepada para remaja perempuan untuk melanjutkan sekolah di Tokyo dan Shonanto. Perintah ini tidak pernah diumumkan secara resmi juga tidak masuk dalam Osamu Serei (Lembaran Negara).
Jepang sengaja melakukannya untuk menghilangkan jejak dan para perawan remaja yang telah diberangkatkan meninggalkan kampung halaman serta keluarga mereka untuk menempuh perjalanan yang berbahaya. Bukan untuk disekolahkan, tetapi mereka dipaksa untuk memenuhi impian seks serdadu Jepang. Kajian kiwari menyebut mereka sebagai Jugun Ianfu atau comfort woman. Kenyataannya, para Jugun Ianfu bukan hanya sekadar perempuan penghibur, tetapi juga budak seks secara brutal, terencana, dan kita bisa menganggapnya sebagai kejahatan perang.
“ ... kalian para perawan, telah aku susun surat ini untuk kalian, bukan saja agar kalian tahu tentang nasib buruk yang biasa menimpa para gadis seumur kalian juga agar kalian punya perhatian terhadap sejenis kalian yang mengalami kemalangan itu. Surat kepada kalian ini juga semacam pernyataan protes, sekalipun kejadiannya telah puluhan tahun lewat…”
Tahun 1943, Pemerintahan Pendudukan Balatentara Dai Nippon di Jawa mengeluarkan perintah kepada para remaja perempuan untuk melanjutkan sekolah di Tokyo dan Shonanto. Perintah ini tidak pernah diumumkan secara resmi juga tidak masuk dalam Osamu Serei (Lembaran Negara).
Jepang sengaja melakukannya untuk menghilangkan jejak dan para perawan remaja yang telah diberangkatkan meninggalkan kampung halaman serta keluarga mereka untuk menempuh perjalanan yang berbahaya. Bukan untuk disekolahkan, tetapi mereka dipaksa untuk memenuhi impian seks serdadu Jepang. Kajian kiwari menyebut mereka sebagai Jugun Ianfu atau comfort woman. Kenyataannya, para Jugun Ianfu bukan hanya sekadar perempuan penghibur, tetapi juga budak seks secara brutal, terencana, dan kita bisa menganggapnya sebagai kejahatan perang.
“ ... kalian para perawan, telah aku susun surat ini untuk kalian, bukan saja agar kalian tahu tentang nasib buruk yang biasa menimpa para gadis seumur kalian juga agar kalian punya perhatian terhadap sejenis kalian yang mengalami kemalangan itu. Surat kepada kalian ini juga semacam pernyataan protes, sekalipun kejadiannya telah puluhan tahun lewat…”
Judul Seri | - |
No. Panggil | 808.83 TOE p.a |
Penerbit | KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) : Jakarta., 2024 |
Deskripsi Fisik | ix + 248 hlm.; 20 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 978-602-6208-82-6 |
Klasifikasi | 808.83 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan ke-25 |
Subyek | - |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Pramoedya Ananta Toer |
Tidak tersedia versi lain