Detail Cantuman
Text
Agama Masa Depan: Perspektif Filsafat Perennial
1005997101 | 200 HID a | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
1005998102 | 200 HID a | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1033258203 | 200 HID a C-3 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Sedang Dipinjam (Jatuh tempo pada2024-11-15) |
Prediksi para ilmuwan Barat yang menyatakan bahwa agama formal (organized religion) akan lenyap, atau setidaknya akan menjadi urusan pribadi, ketika iptek dan filsafat semakin berkembang, ternyata tidak terbukti. Sebaliknya, dewasa ini sedang terjadi proses artikulasi peran agama (formal) dalam berbagai jalur sosial, politik, budaya, ekonomi, bahkan dalam teknologi.
Tapi sungguh membingungkan, ekspresi dan artikulasi peran agama tersebut justru melahirkan suasana mencekam, tidak ramah dan selalu mengundang konflik dan permusuhan.Agama formal akan tetap ada dan selalu dibutuhkan oleh manusia, tetapi ekspresi dan artikulasi perannya seperti terjadi dewasa ini bukanlah ekspresi dan artikulasi perannya yang terjadi. Agama pada hakikatnya mengandung ajaran yang menawarkan jalan kesucian, keselamatan dan perdamaian serta kebajikan bagi manusia. Agama diturunkan sebagai salah satu bukti dari kasih sayang Tuhan untuk manusia, agar manusia memiliki petunjuk untuk menempuh jalan yang lurus, yang penuh keadilan, keharmonisan, dan kesejahteraan.
Agama formal sebagai suatu pilihan pada "jalan" keselamatan umat manusia, juga hendaknya selalu ditarik dan dihubungkan dengan kebajikan dan kemuliaan badi (perennial wisdom) tersebut, dan tidak malah terdistorsi dan tertutupi oleh gerakan pseudo agama. Bicara tentang prinsip-pinsip yang menjadi "kalimantun sawa" (ajaran yang sama) bagi agama-agama yang seolah-olah hanya berkisar pada ramah dunia ilangiti, buku ini juga menampilkan kekuatan pengubah ekspresi dan artikulasi peran agama yang sering bertolak-belakang dengan tujuan hakiki agama itu sendiri.
Tapi sungguh membingungkan, ekspresi dan artikulasi peran agama tersebut justru melahirkan suasana mencekam, tidak ramah dan selalu mengundang konflik dan permusuhan.Agama formal akan tetap ada dan selalu dibutuhkan oleh manusia, tetapi ekspresi dan artikulasi perannya seperti terjadi dewasa ini bukanlah ekspresi dan artikulasi perannya yang terjadi. Agama pada hakikatnya mengandung ajaran yang menawarkan jalan kesucian, keselamatan dan perdamaian serta kebajikan bagi manusia. Agama diturunkan sebagai salah satu bukti dari kasih sayang Tuhan untuk manusia, agar manusia memiliki petunjuk untuk menempuh jalan yang lurus, yang penuh keadilan, keharmonisan, dan kesejahteraan.
Agama formal sebagai suatu pilihan pada "jalan" keselamatan umat manusia, juga hendaknya selalu ditarik dan dihubungkan dengan kebajikan dan kemuliaan badi (perennial wisdom) tersebut, dan tidak malah terdistorsi dan tertutupi oleh gerakan pseudo agama. Bicara tentang prinsip-pinsip yang menjadi "kalimantun sawa" (ajaran yang sama) bagi agama-agama yang seolah-olah hanya berkisar pada ramah dunia ilangiti, buku ini juga menampilkan kekuatan pengubah ekspresi dan artikulasi peran agama yang sering bertolak-belakang dengan tujuan hakiki agama itu sendiri.
Judul Seri | - |
No. Panggil | 200 HID a |
Penerbit | Gramedia Pustaka Utama : Jakarta., 2003 |
Deskripsi Fisik | 248 hlm.; 20 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | 200 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | - |
Subyek | - |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Komaruddin Hidayat, Muhamad Wahyuni Nafis |
Tidak tersedia versi lain