Detail Cantuman
Text
Habits The 0f Mind = Kebiasaan Akal Budi: Kehidupan Intelektual Sebagai Sebuah Panggilan Kristen
1007901201 | 230 SIR h | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
Tesis buku ini sangat menarik, namun pastinya jarang terpikir atau enggan dipikirkan oleh orang Kristen pada umumnya. Dalam “Prakata,” Sire menulis, “… berpikir merupakan bagian yang terpadu dengan panggilan kita untuk menjadi apa yang Allah inginkan. Allah memanggil setiap kita untuk berpikir dan bertindak sebaik mungkin. Kita harus mengasihi Allah dengan akal budi kita … (Luk. 10:27).” Jadi sungguh tepat ketika ia menyebut sikap yang menyangkal tesis ini sebagai “fantasi.”
Dalam 10 bab isi bukunya, Sire memberikan pembahasan yang padat namun menarik mengenai sisi-sisi kehidupan intelek (antara lain, peringai, luas cakupan, cara kerja, dan tanggung jawab moral intelek) dan apa maksudnya dan bagaimana sebenarnya menjadi seorang Kristen yang intelektual. Meskipun Sire memberikan “pengakuan” pribadi yang menarik sebagai seorang intelektual Kristen di bab 1 dan menggunakan kehidupan John Henry Newman sebagai sosok intelektual Kristen yang ideal di bab 2 (dan memang intelektualitas tokoh ini sangat luar biasa), namun bab yang paling menantang kita adalah bab 9. Bab berjudul “Yesus Sang Penalar” ini menyibakkan bagaimana Tuhan kita memiliki kehidupan akal budi yang tajam dan konsisten, yang ditunjukkan-Nya dalam pengajaran-Nya maupun dalam sanggahan-Nya terhadap lawan-lawan-Nya.
Nah, jika demikian, masih adakah alasan bagi setiap orang Kristen untuk tidak memperhatikan kehidupan intelektualnya?
Dalam 10 bab isi bukunya, Sire memberikan pembahasan yang padat namun menarik mengenai sisi-sisi kehidupan intelek (antara lain, peringai, luas cakupan, cara kerja, dan tanggung jawab moral intelek) dan apa maksudnya dan bagaimana sebenarnya menjadi seorang Kristen yang intelektual. Meskipun Sire memberikan “pengakuan” pribadi yang menarik sebagai seorang intelektual Kristen di bab 1 dan menggunakan kehidupan John Henry Newman sebagai sosok intelektual Kristen yang ideal di bab 2 (dan memang intelektualitas tokoh ini sangat luar biasa), namun bab yang paling menantang kita adalah bab 9. Bab berjudul “Yesus Sang Penalar” ini menyibakkan bagaimana Tuhan kita memiliki kehidupan akal budi yang tajam dan konsisten, yang ditunjukkan-Nya dalam pengajaran-Nya maupun dalam sanggahan-Nya terhadap lawan-lawan-Nya.
Nah, jika demikian, masih adakah alasan bagi setiap orang Kristen untuk tidak memperhatikan kehidupan intelektualnya?
Judul Seri | - |
No. Panggil | 230 SIR h |
Penerbit | Momentum : Surabaya., 2007 |
Deskripsi Fisik | xvii + 303 hlm.; 15,5 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 979-813-1-64-9 |
Klasifikasi | 230 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan ke-1 |
Subyek | Ide dan Pemikiran - Aspek-aspek Religius - Kekrist Intelek - Aspek-aspek Religius - Kekristenan |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | James W. Sire, Irwan Tjulianto |
Tidak tersedia versi lain