Dalam kontekstualisasi, orang berhadapan dengan konteks kebudayaan dan agama yang tradisional di satu pihak, tetapi di pihak lain bergumul juga dengan konteks modernisasi yang menyebabkan perubahan-perubahan nilai, khususnya sehubungan dengan martabat manusia. Secara sederhana kontekstualisasi bagi orang Kristen dapat diartikan usaha menemukan harga diri, jati diri sebagai orang Kristen di dalam konteks kita berada. Konteks kita adalah kebudayaan di mana kita berada. Menghayati iman di dalam konteks kita berarti bagaimana kita menghayati harga diri, jati diri sebagai orang Kristen Indonesia, yang betul-betul Kristen dan sekaligus betul-betul orang Indonesia. Buku ini memperkenalkan pikiran-pikiran yang menyangkut masalah kontekstualisasi teologi di Indonesia.