Detail Cantuman
Text
Salib Mengungkapkan Siapa Allah Sebenarnya
1008227101 | 232 HEU s.b | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1008228102 | 232 HEU s.b | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1008229103 | 232 HEU s.b | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1008230104 | 232 HEU s.b | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1008231105 | 232 HEU s.b | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1008232106 | 232 HEU s.b | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1008233107 | 232 HEU s.b | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1008234108 | 232 HEU s.b | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1008235109 | 232 HEU s.b | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1008236110 | 232 HEU s.b | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
Dosa bukan hanya pelanggaran perintah Tuhan, yang dapat diselesaikan dengan menerima denda. Berdosa membuat orang menjadi pendosa, menyuramkan ‘citra Allah’ (Kej 1, 27), meracuni hubungan antarmanusia dan menjadikannya penipu, pemukul atau bahkan pembunuh. Seluruh sejarah umat manusia ratusan ribu tahun lamanya, penuh dengan tindakan biadab. Puluhan juta sesama manusia dibantai di segala penjuru dunia.
Menurut AlKitab Allah menciptakan manusia menurut citraNya – ataukah sebuah monster? Apa yang telah dilakukan Allah untuk membuat manusia supaya bertobat dan berbuat baik? Suara hati diberikan kepada setiap orang, sehingga mengetahui mana yang baik dan mana yang jahat. Rupanya manusia kurang peduli. Perintah Allah pun (Kel 20, 3-17 ) tidak begitu mengubah sikap dan tindakan anak-anak Adam dan Hawa. Apakah Allah menyerah? Tidak.
‘Pada masa genap’, Allah-Putera lahir sebagai Jesus di suatu gua, karena tiada tempat bagiNya di Betlehem, kota nenek-moyangnya. Setelah bekerja sebagai tukang kayu di Nazaret, Jesus mulai mewartakan Kabar Gembira tentang Allah-Bapa Yang mahabaik dan berbuat baik kepada orang yang sakit dan kerasukan. Namun, Jesus ditolak oleh para ahli Hukum Allah; bahkan mereka menuntut, supaya Jesus dihukum mati menurut hukum itu. Walaupun Gubernur Pilatus menyadari, bahwa Jesus tidak bersalah, ia menyerahkanNya, supaya dipaku pada kayu salib.
Inilah usaha Allah terakhir untuk memperlihatkan kepada manusia, betapa besar kasihNya: Sampai mengorbankan Jesus, PuteraNya sendiri. Selebihnya Allah pun tak sanggup berbuat.
Salib mewahyukan betapa Allah mempedulikan nasib kita. Betapa besar harga yang Ia sediakan untuk menebus kita.
Apakah derita serta wafat Jesus yang begitu kejam perlu untuk menebus dosa umat manusia? Tidak, kata S. Agustinus. Namun, menurut Bapa Gereja itu saliblah cara paling baik untuk menyelamatkan umat manusia. Sebab, “begitu besar kasih Allah kepada manusia, sehingga menyerahkan Putera tunggalNya” (Yo 3, 16). Mungkin Allah ‘tidak dapat’ bertindak lain, karena Ia Cintakasih (1 Yo 4,9).
Buku kecil ini hendak menginsafkan kita akan usaha ilahi untuk menyelamatkan kita. Maka, kita pun seharusnya menjawab dengan “mencintai Allah dengan sepenuh hati dan segenap jiwa dan segenap akal-budi!” (Mt 22,31). Inilah satu-satunya jawaban yang pantas.
Menurut AlKitab Allah menciptakan manusia menurut citraNya – ataukah sebuah monster? Apa yang telah dilakukan Allah untuk membuat manusia supaya bertobat dan berbuat baik? Suara hati diberikan kepada setiap orang, sehingga mengetahui mana yang baik dan mana yang jahat. Rupanya manusia kurang peduli. Perintah Allah pun (Kel 20, 3-17 ) tidak begitu mengubah sikap dan tindakan anak-anak Adam dan Hawa. Apakah Allah menyerah? Tidak.
‘Pada masa genap’, Allah-Putera lahir sebagai Jesus di suatu gua, karena tiada tempat bagiNya di Betlehem, kota nenek-moyangnya. Setelah bekerja sebagai tukang kayu di Nazaret, Jesus mulai mewartakan Kabar Gembira tentang Allah-Bapa Yang mahabaik dan berbuat baik kepada orang yang sakit dan kerasukan. Namun, Jesus ditolak oleh para ahli Hukum Allah; bahkan mereka menuntut, supaya Jesus dihukum mati menurut hukum itu. Walaupun Gubernur Pilatus menyadari, bahwa Jesus tidak bersalah, ia menyerahkanNya, supaya dipaku pada kayu salib.
Inilah usaha Allah terakhir untuk memperlihatkan kepada manusia, betapa besar kasihNya: Sampai mengorbankan Jesus, PuteraNya sendiri. Selebihnya Allah pun tak sanggup berbuat.
Salib mewahyukan betapa Allah mempedulikan nasib kita. Betapa besar harga yang Ia sediakan untuk menebus kita.
Apakah derita serta wafat Jesus yang begitu kejam perlu untuk menebus dosa umat manusia? Tidak, kata S. Agustinus. Namun, menurut Bapa Gereja itu saliblah cara paling baik untuk menyelamatkan umat manusia. Sebab, “begitu besar kasih Allah kepada manusia, sehingga menyerahkan Putera tunggalNya” (Yo 3, 16). Mungkin Allah ‘tidak dapat’ bertindak lain, karena Ia Cintakasih (1 Yo 4,9).
Buku kecil ini hendak menginsafkan kita akan usaha ilahi untuk menyelamatkan kita. Maka, kita pun seharusnya menjawab dengan “mencintai Allah dengan sepenuh hati dan segenap jiwa dan segenap akal-budi!” (Mt 22,31). Inilah satu-satunya jawaban yang pantas.
Judul Seri | - |
No. Panggil | 232 HEU s.b |
Penerbit | Yayasan Cipta Loka Caraka : Jakarta., 2016 |
Deskripsi Fisik | 51 hlm.; ils.; 21 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | 232 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan ke-1 |
Subyek | Yesus Kristus Salib |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Adolf Heuken |
Tidak tersedia versi lain