Detail Cantuman
Text
Teologi yang Membebaskan dan Membebaskan Teologi
1008990101 | 230 TEO t.d | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
Di Indonesia pemikiran dan gerakan teologi pembebasan merembes dalam pemikiran sejumlah teolog, dalam diskusi dan aksi. Salah seorang teolog yang gigih dalam menyebarluaskan pemikiran teologi pembebasan adalah J.B. Banawiratma. Seperti Pieris, Banawiratma menempatkan teologi pembebasan dalam konteks masyarakat yang multireligius. Kemiskinan merupakan soal bersama dari masyarakat yang multireligius karena itu kemiskinan dan keragaman agama adalah dua hal yang tak terpisahkan. Bagi Banawiratma, keragaman agama di Indonesia tidak berhenti pada agama-agama yang berasal dari luar, namun juga agama-agama yang lahir dan berkembang di Indonesia sendiri.... Di segi yang lain, Banawiratma juga gigih dalam memperjuangkan suara perempuan. Keterlibatannya dalam gerakan feminis dan tulisan-tulisannya yang kritis terhadap pemosisian perempuan yang tidak adil membuktikan sekali lagi bahwa persoalan ketidakadilan tidak hanya berwujud kemiskinan ekonomi saja. Di segi ini pula, Banawiratma tidak segan-segan menyingkapkan bahwa agama juga bisa menjadi pelaku ketidakadilan terhadap perempuan.
Tidak berlebihan jika buku persembahan HUT ke-70 Banawiratma ini mengambil tema besar tentang teologi pembebasan dalam arti teologi yang membebaskan sekaligus dibebaskan. Buku ini menjadi simbol dari semangat Banawiratma untuk terus-menerus mengolah teologi dan tidak membiarkannya berhenti, baik berhenti hanya pada aras kognisi saja tanpa aksi maupun berhenti dalam arti hanya mengulang-ulangi saja yang sudah-sudah. Tulisan-tulisan yang terdapat dalam buku ini menganalisa berbagai aspek, seperti: pendidikan, keberpihakan kepada kaum miskin, lingkungan hidup, dan relasi agama-agama dan agama-budaya sebagai bagian dari refleksi pembebasan.
Tidak berlebihan jika buku persembahan HUT ke-70 Banawiratma ini mengambil tema besar tentang teologi pembebasan dalam arti teologi yang membebaskan sekaligus dibebaskan. Buku ini menjadi simbol dari semangat Banawiratma untuk terus-menerus mengolah teologi dan tidak membiarkannya berhenti, baik berhenti hanya pada aras kognisi saja tanpa aksi maupun berhenti dalam arti hanya mengulang-ulangi saja yang sudah-sudah. Tulisan-tulisan yang terdapat dalam buku ini menganalisa berbagai aspek, seperti: pendidikan, keberpihakan kepada kaum miskin, lingkungan hidup, dan relasi agama-agama dan agama-budaya sebagai bagian dari refleksi pembebasan.
Judul Seri | - |
No. Panggil | 230 TEO t.d |
Penerbit | Yayasan Taman Pustaka Kristen Indonesia : Yogyakarta., 2016 |
Deskripsi Fisik | xiv + 314 hlm.; 24,5 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 978-602-6414-05-2 |
Klasifikasi | 230 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan Ke-1 |
Subyek | Teologi |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Wahju S. Wibowo, Robert Setio |
Tidak tersedia versi lain