Detail Cantuman
Text
Kekuasaan dan Moral: Politik Ekonomi Masyarakat Indonesia Baru
1009736201 | 322 SED k | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
Tulisan-tulisan Frans Seda dalam buku ini membiaskan ketokohannya sebagai political economist tangguh. Ia tidak pernah benar-benar pensiun dari panggung politik dan pentas ekonomi nasional. Pikiran-pikiran aktual tentang berbagai persoalan politik dan ekonomi di negeri ini selalu diungkapkan secara tajam, kritis, lugas dan komprehensif.
Bagian pertama tulisannya membahas situasi dan kondisi politik tahun 90-an. Seperti diakui Seda, latar belakang pandangan politiknya banyak dipengaruhi oleh pandangan-pandangan politik dwitunggal Soekarno-Hatta. Dengan kata lain. Tolok ukurnya jelas, yaitu res publica, atau kekuasaan yang dikontrol dan dipertanggungjawabkan secara transparan di hadapan rakyat. Mekanisme yang dipilih terletak pada sebuah proses politk yang menolak negara absolutis kekuasaan dan memilih bentuk negara kedaulatan rakyat atau demokratis. Tentu yang berdaulat rakyat dan bukan elit, penguasa dan kelompok, agama tertentu atau kepentingan tertentu.
Tolok ukur ini akan mengalami tantangan ketika rakyat dipolitisasi dalam pembodohan yang menggolongkannya sebagaimana massa mengambang. Apalagi jika proses-proses politik dilaksanakan bukan di dataran rakyat, melainkan ditentukan di kamar-kamar birokrasi yang tertutup di tingkat elit dan melalui pendekatan keamanan yang ketat.
Tantang ini akan semakin dahsyat bilamana proses politik tidak dilakukan dengan tatakrama, apalagi yang melupakan moralitas sehingga mengabdikan politik hanya untuk kepentingan sendiri dengan segala macam kekerasan, main paksa, ketidakadilan dan kemunafikan. Pada akhrinya, cara ini menimbulkan krisis kepercayaan tidak hanya pada sistem yang berlaku, tapi juga pada segi kepemimpinan.
Bagian pertama tulisannya membahas situasi dan kondisi politik tahun 90-an. Seperti diakui Seda, latar belakang pandangan politiknya banyak dipengaruhi oleh pandangan-pandangan politik dwitunggal Soekarno-Hatta. Dengan kata lain. Tolok ukurnya jelas, yaitu res publica, atau kekuasaan yang dikontrol dan dipertanggungjawabkan secara transparan di hadapan rakyat. Mekanisme yang dipilih terletak pada sebuah proses politk yang menolak negara absolutis kekuasaan dan memilih bentuk negara kedaulatan rakyat atau demokratis. Tentu yang berdaulat rakyat dan bukan elit, penguasa dan kelompok, agama tertentu atau kepentingan tertentu.
Tolok ukur ini akan mengalami tantangan ketika rakyat dipolitisasi dalam pembodohan yang menggolongkannya sebagaimana massa mengambang. Apalagi jika proses-proses politik dilaksanakan bukan di dataran rakyat, melainkan ditentukan di kamar-kamar birokrasi yang tertutup di tingkat elit dan melalui pendekatan keamanan yang ketat.
Tantang ini akan semakin dahsyat bilamana proses politik tidak dilakukan dengan tatakrama, apalagi yang melupakan moralitas sehingga mengabdikan politik hanya untuk kepentingan sendiri dengan segala macam kekerasan, main paksa, ketidakadilan dan kemunafikan. Pada akhrinya, cara ini menimbulkan krisis kepercayaan tidak hanya pada sistem yang berlaku, tapi juga pada segi kepemimpinan.
Judul Seri | - |
No. Panggil | 322 SED k |
Penerbit | Gramedia : Jakarta., 1996 |
Deskripsi Fisik | xxvi + 581 hlm.; 21 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 979-553-978-7 |
Klasifikasi | 322 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan Ke-1 |
Subyek | Kekuasaan dan Moral |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Frans Seda, J. Philip Gobang, Avanti Fontana, Djony Herfan |
Tidak tersedia versi lain