Demokrasi tidaklah seperti yang diasumsikan oleh kaum naturalis, yang akan berkembang seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi. Bukan pula seperti yang diandaikan oleh kaum institusionalis yang hanya cukup dengan membangun lembaga demokrasi.

Terbukti pertumbuhan ekonomi dan lahirnya kelas menengah malah kontra demokrasi, demikian juga adanya partai politik, pemilu reguler, serta DPR, tidak mengarah pada penguatan demokrasi.

Bertolak dari kesangsian terhadap asumsi semacam itu, Aswab Mahasin berusaha serius untuk meniupakan roh demokrasi melalui gerakan kultural. Sebab bagi Aswab demokrasi bukan sekedar soal lembaga, apalagi sesumbar, melainkan sikap dan perilaku.

Gerakan ini dilakukan Aswab saat negeri ini ada dipuncak otoritarian, karena itu gerakannya nyaris tidak menimbulkan dentuman. Yang dilakukan memang bukan revolusi, melainkan menyemai benih demokrasi pada sikap dan perilaku masyarakat.