Detail Cantuman
Text
Laksamana Cheng Ho dan Kelenteng Sam Po Kong. Spirit Pluralisme Dalam Akulturasi Kebudayaan China-Jawa-Islam
1010334101 | 305.8 HID l | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
Sejarah bukanlah “ingatan” (memory, geheugen), tetapi rekoleksi (he-reinnering). Ingatan (memory) sifatnya komprehensif, sedangkan rekoleksi merupakan pengunjung yang cerdas. Mengenal apa yang dilihat dan diperhatikannya. Tugas sejarahwan adalah untuk merawat dan menjaganya.
Oleh sebab itu, penelitian sejarah bukanlah usaha mencari fakta “benar-salah” ataupun mengkorespondensikan suatu teori dengan tebakan lain. Penelitian sejarah adalah penelitian melelahkan yang seksama dan tidak tergesa-gesa. Terutama dalam menyikapi sejarah itu sendiri dan masa lalu masalahnya. Selama ini sejarah harus dilakukan untuk menandakan keduanya, baik sejarah maupun isinya. Sejarah umat manusia berkembang dalam suatu tatanan masyarakat. Karena, masyarakat merupakan suatu sistem sosial. Yang unsur-unsurnya saling mempengaruhi satu sama lain. Hingga berakibat pada berubahnya kondisi sistem secara keseluruhan. Untuk itulah, masyarakat dan kebudayaan merupakan kesatuan yang sangat sulit dibedakan. Di dalamnya tersimpul sejumlah pengetahuan yang terpadu dengan kepercayaan dan nilai. Dengan kata lain, pada kebudayaan tersimpul suatu simbol maknawi (symbolic system of meaning) yang tidak lekang dibaca secara visual, dicerap secara batiniah. Kebudayaan, sebagai seperangkat sistem pengetahuan dan keyakinan, terwujud menjadi pola-pola tindakan (actual patterns) dan ditujukan ke pelbagai kehidupan sosial, sedalam-dalamnya, seluas-luasnya dan kapan saja. Baik kegiatan ekonomi, sosial, ritual keagamaan dan berkesenian. Karenanya, kebudayaan juga dinamakan sebagai desain (blueprint) menyeluruh dari kehidupan.
Oleh sebab itu, penelitian sejarah bukanlah usaha mencari fakta “benar-salah” ataupun mengkorespondensikan suatu teori dengan tebakan lain. Penelitian sejarah adalah penelitian melelahkan yang seksama dan tidak tergesa-gesa. Terutama dalam menyikapi sejarah itu sendiri dan masa lalu masalahnya. Selama ini sejarah harus dilakukan untuk menandakan keduanya, baik sejarah maupun isinya. Sejarah umat manusia berkembang dalam suatu tatanan masyarakat. Karena, masyarakat merupakan suatu sistem sosial. Yang unsur-unsurnya saling mempengaruhi satu sama lain. Hingga berakibat pada berubahnya kondisi sistem secara keseluruhan. Untuk itulah, masyarakat dan kebudayaan merupakan kesatuan yang sangat sulit dibedakan. Di dalamnya tersimpul sejumlah pengetahuan yang terpadu dengan kepercayaan dan nilai. Dengan kata lain, pada kebudayaan tersimpul suatu simbol maknawi (symbolic system of meaning) yang tidak lekang dibaca secara visual, dicerap secara batiniah. Kebudayaan, sebagai seperangkat sistem pengetahuan dan keyakinan, terwujud menjadi pola-pola tindakan (actual patterns) dan ditujukan ke pelbagai kehidupan sosial, sedalam-dalamnya, seluas-luasnya dan kapan saja. Baik kegiatan ekonomi, sosial, ritual keagamaan dan berkesenian. Karenanya, kebudayaan juga dinamakan sebagai desain (blueprint) menyeluruh dari kehidupan.
Judul Seri | - |
No. Panggil | 305.8 HID l |
Penerbit | Mustico Pustaka : Yogyakarta., 2005 |
Deskripsi Fisik | 160 hlm.; ils.: 20 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 979-98359-3-9 |
Klasifikasi | 305.8 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan Ke-1 |
Subyek | - |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Ahmad Fauzan Hidayatullah |
Tidak tersedia versi lain