Buku ini bertujuan untuk menerangkan secara lebih jelas tentang sebuah fenomena yang disalahartikan dan dilebih-lebihkan dalam pustaka, yaitu hubungan antara sebuah ruang publik yang sehat dan kuat dengan teknologi-teknologi informasi dan komunikasi yang muncul. Secara khusus, penulis memfokuskan pada tantangan-tantangan baru yang diajukan oleh teknologi, seperti e-mail, usenet, dan internet, karena mereka dengan tidak seimbang didistribusikan, disalahgunakan, dan didesain untuk memperlakukan seolah-olah terdapat hubungan-hubungan kekuatan asimetrik. Pesan inti yang disampaikan dalam buku ini adalah, daripada menjadi penawar racun untuk penyakit-penyakit demokratik, lebih baik menekan rintangan-rintangan yang berat untuk pencapaian tatanan sosial yang lebih adil dan lebih berperikemanusiaan dalam jaman digital. Sebagaimana yang dikatakan Henry David Thoreau, "dengan seratus 'peningkatan modern' ada suatu ilusi mengenainya ; tidak selalu terdapat suatu kemajuan yang positif" (1854, 1985, 363 ). Selama peralatan-peralatan tersebut ada diseluruh dunia dan dengan tepat digunakan untuk meningkatkan apa yang oleh Richard Rorty disebut "partisipasi bebas dalam kebebasan demokrasi" (1998, 30), maka peralatan-peralatan tersebut akan membentuk suatu kemajuan yang positif.
Kekuatan buku ini tidak hanya terletak pada analisis yang mendalam dari setiap tantangan-tantangan tersebut untuk ruang publik demokratis, tetapi juga pada metode-metode yang digunakan untuk mengkaji lebih dalam dan untuk menaksir lubang-lubang jebakan. Buku ini bersifat multidisipliner, meminjam pemahaman ilmu politik, studi komunikasi dan media, filsafat, tingkah laku organisasi, dan psikologi sosial. Sebagaimana yang dikatakan oleh Juergen Habermas (1990), waktu telah lama lewat ketika sebuah disiplin tunggal bisa menginterpretasikan kenyataan sosial dengan berbagai keluasan. Budaya dari ruang publik terlalu rumit untuk diterangkan pada bidang manapun dari penelitian ini.