Menghadirkan Pancasila ke dalam “Simbol Rumah” di tengah badai krisis nilai dewasa ini merupakan sebuah upaya strategis dan bermakna untuk menghidupkan kembali (revitalisasi) jiwa Soekarno. Gagasan brilian Pancasila tidak pernah akan mati walaupun Soekarno secara fisik sudah tiada. Bagi penulis, jiwa Soekarno adalah jiwa pohon kesadaran yang ditanam ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Jiwa Soekarno adalah pemekaran kepribadian manusia Indonesia. Oleh karena itu, jiwa Soekarno tidak boleh dibiarkan mati – jiwa Soekarno harus terus hidup dalam rumah tangga-rumah Pancasila. Untuk itu, dibutuhkan gerakan bersama masyarakat Indonesia untuk menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai roh, dasar, pedoman, dan inspirasi pembangunan bangsa mulai dari rumah tangga kita melalui revolusi mental karena kepribadian seseorang terbentuk dalam rumah (rumah tangga).