Detail Cantuman
Text
Perpumpamaan Jesus
1014456101 | 232 HEU p | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1014457102 | 232 HEU p | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1014458103 | 232 HEU p | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1014459104 | 232 HEU p | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1014460105 | 232 HEU p | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1014461106 | 232 HEU p | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1014462107 | 232 HEU p | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1014463108 | 232 HEU p | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1014464109 | 232 HEU p | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1014465110 | 232 HEU p | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
Sebagian besar ajaran Jesus disampaikan sebagai perumpamaan. “Ia tidak berbicara kepada mereka selain dalam perumpamaan.” (Mk 4, 34)
Bila menceritakan perumpamaan, Jesus mengambil contoh kehidupan sehari-hari di Galilea, dari hidup berumahtangga, pertanian, niaga dan lingkungan istana. Kadang Jesus memperkenalkan tiga tokoh dan puncaknya adalah yang ketiga (imam, levit dan orang Samaria; sepuluh ribu dan lima ribu, seribu talenta). Kadang Ia menggunakan dialog antarpelaku, kadang kebiasaan umum diputarbalikkan untuk menekankan maksud (buruh yang bekerja paling lama dibayar sebagai yang terakhir). Kadang Jesus hendak mengagetkan pendengarnya, misalnya menjengkelkan orang yang menganggap dirinya saleh atau bendahara yang jahat namun lihai. Waktu golongan atas mulai menolak Jesus, ia semakin menyerang kelompok ‘saleh’, itu misalnya dalam perumpamaan tentang penyewa kebun anggur, yang membunuh ahli waris. Jesus membangkitkan perhatian para pendengar dengan menyapa mereka secara langsung: “Lalu, kalian mengira apa?” Jesus pandai menarik perhatian para pendengarNya.
Bila menceritakan perumpamaan, Jesus mengambil contoh kehidupan sehari-hari di Galilea, dari hidup berumahtangga, pertanian, niaga dan lingkungan istana. Kadang Jesus memperkenalkan tiga tokoh dan puncaknya adalah yang ketiga (imam, levit dan orang Samaria; sepuluh ribu dan lima ribu, seribu talenta). Kadang Ia menggunakan dialog antarpelaku, kadang kebiasaan umum diputarbalikkan untuk menekankan maksud (buruh yang bekerja paling lama dibayar sebagai yang terakhir). Kadang Jesus hendak mengagetkan pendengarnya, misalnya menjengkelkan orang yang menganggap dirinya saleh atau bendahara yang jahat namun lihai. Waktu golongan atas mulai menolak Jesus, ia semakin menyerang kelompok ‘saleh’, itu misalnya dalam perumpamaan tentang penyewa kebun anggur, yang membunuh ahli waris. Jesus membangkitkan perhatian para pendengar dengan menyapa mereka secara langsung: “Lalu, kalian mengira apa?” Jesus pandai menarik perhatian para pendengarNya.
Judul Seri | - |
No. Panggil | 232 HEU p |
Penerbit | Yayasan Cipta Loka Caraka : Jakarta., 2019 |
Deskripsi Fisik | 74 hlm.; ils.; 20,5 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | 232 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan ke-1 |
Subyek | Yesus Kristus |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Adolf Heuken |
Tidak tersedia versi lain