Detail Cantuman
Text
Kegilaan dan Peradaban: Madness and Civilization
1014550101 | 616.89 FOU k | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
Wah, ini buku sip sekali. Meski nggak baca versi bahasa Inggrisnya, tapi lumayan menjelaskan maksud sang pengarang. Memang, derajat sebuah bangsa itu bisa dilihat dari caranya mengelola warganya. Bukan hanya warga yang normal, tapi juga orang-orang yang dianggap abnormal, termasuk orang gila. Kata-kata "gila" sebenarnya barusaja muncul pada awal abad pertengahan saat institusi medis mengalami kemajuan pesat. Sebelumnya istilah gila itu tak ada. Istilah yang biasa digunakan untuk mengasosiasikan sebuah gejala abnormalitas adalah "pandir", atau "debil".
Nah, jelas kategori gila itu lahir dari instrumen medis yang mengkualifikasi kegilaan bukan sebagai gejala sosial, tapi sebagai semacam penyakit yang bisa jadi menular. Sebelum ditemukan konsep rumah sakit, orang-orang gila, pesakitan abnormal itu dihanyutkan ke laut. Tapi sejak rumah sakit mulai dikenalkan dan diterima dalam masyarakat sebagai instrumen penyembuhan, maka orang gila tak lagi dibuang, sebaliknya, mereka terus menerus dipelajari dan dianalisis.
Selanjutnya, peradaban nampaknya mengalami fase pertumbuhan ekonomi yang meningkat pesat di era revolusi industri. Teori ekonomi klasik pun berlaku, menggunakan usaha seminim mungkin untuk mencapai hasil semaksimal mungkin. Pengetahuan ekonomi akhirnya mulai melirik kegilaan sebagai faktor produksi. Rumah sakit di era revolusi industri tak hanya menjadi instrumen medis, tapi sebagai institusi yang memberdayakan kegilaan untuk bisa berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi. Tak pernah terbayangkan sebelumnya jika orang gila bisa dipekerjakan demi mencapai pemenuhan kebutuhan dan kemajuan ekonomi. Kegilaan dan Peradaban karya Michel Foucault sungguh menjadi sebuah karya dengan tatapan sejarah pengetahuan dan gagasan yang sangat tajam, nyaris tak terpikirkan oleh manusia kebanyakan.
Nah, jelas kategori gila itu lahir dari instrumen medis yang mengkualifikasi kegilaan bukan sebagai gejala sosial, tapi sebagai semacam penyakit yang bisa jadi menular. Sebelum ditemukan konsep rumah sakit, orang-orang gila, pesakitan abnormal itu dihanyutkan ke laut. Tapi sejak rumah sakit mulai dikenalkan dan diterima dalam masyarakat sebagai instrumen penyembuhan, maka orang gila tak lagi dibuang, sebaliknya, mereka terus menerus dipelajari dan dianalisis.
Selanjutnya, peradaban nampaknya mengalami fase pertumbuhan ekonomi yang meningkat pesat di era revolusi industri. Teori ekonomi klasik pun berlaku, menggunakan usaha seminim mungkin untuk mencapai hasil semaksimal mungkin. Pengetahuan ekonomi akhirnya mulai melirik kegilaan sebagai faktor produksi. Rumah sakit di era revolusi industri tak hanya menjadi instrumen medis, tapi sebagai institusi yang memberdayakan kegilaan untuk bisa berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi. Tak pernah terbayangkan sebelumnya jika orang gila bisa dipekerjakan demi mencapai pemenuhan kebutuhan dan kemajuan ekonomi. Kegilaan dan Peradaban karya Michel Foucault sungguh menjadi sebuah karya dengan tatapan sejarah pengetahuan dan gagasan yang sangat tajam, nyaris tak terpikirkan oleh manusia kebanyakan.
Judul Seri | - |
No. Panggil | 616.89 FOU k |
Penerbit | Ikon Teralitera : Yogyakarta., 2002 |
Deskripsi Fisik | xvii + 342 hlm.; 23 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 979-3016-11-6 |
Klasifikasi | 616.89 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan ke-1 |
Subyek | Psikiatri - Sejarah |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Michel Foucault |
Tidak tersedia versi lain