Detail Cantuman
Text
Democracy For Sale = Pemilu, Klientelisme, dan Negara Di Indonesia
1018663101 | 324.6 ASP d | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
1018664102 | 324.6 ASP d | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1018665103 | 324.6 ASP d | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1018666104 | 324.6 ASP d | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
Ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan dan survei ahli yang luas, Democracy for Sale menyediakan suatu analisis tentang demokrasi Indonesia yang bersentuhan langsung dengan kehidupan sehari-hari rakyatnya. Edward Aspinall dan Ward Berenschot memeriksa jejaring informal dan strategi-strategi politik yang membentuk akses pada kekuasaan dan privilese dalam lingkungan politik kontomporer Indonesia yang morat-marit. Hasil cermatan mereka memperlihatkan bagaimana di setiap tingkatan, institusi-institusi formal dibayang-bayangi oleh dunia gelap koneksi personal dan pertukaran klientelistik. Para politisi memenangi pemilihan dengan mendistribusikan projek-projek berskala kecil, memberukan uang tunai atau barang kepada para pemilih; mereka mendapatkan dana untuk membiayai kampanye mereka dengan memperjual-belikan kontrak, perizinan dan manfaat-manfaat lainnya dengan para pengusaha; dan mereka juga terlibat dalam pertarungan yang tak ada ujungnya dengan politisi saingan mereka dan dengan birokrat untuk merebut kendali atas sumber-sumber daya negara dalam rangka membiayai kegiatan politik mereka. Bukannya bergantung pada partai, para politisi Indonesia biasanya lebih banyak bergantung pada striktur organisasi yang bersifat ad hoc dan personal, yang dikenal dengan sebutan “tim sukses”, untuk menyelenggarakan kampanye pilihan mereka. Koneksi personal—entah berdasarkan hubungan kekerabatan, pertemanan, jaringan usaha, agama atau suku—mengalahkan loyalitas pada partai. Para agen politik sering kali berhasil melelang jasa mereka kepada penawar yang tertinggi. Birokrat, dan bukannya partai, memegang kendali atas sumber daya negara dan merupakan actor kunci dalam kampanye pemilihan. Melalui argument-argumen ini dan dengan bantuan analisis komparatif dari praktik-praktik politik di India dan Argentina, Democracy for Sale menyediakan bukti kuat tentang pentingnya jejaring dan hubungan informal lebih daripada partai-partai dan institusi-institusi formal dalam politik kontemporer Indonesia. Democracy for Sale menggunakan kerangka analisis yang inovatif untuk membandingkan berbagai praktik politik klientelistik, dan memanfaatkan keuntungan dari observasi langsung terhadap dunia yang membayang-bayangi di belakang politik formal. Hasil cermatan dalam buku ini memperlihatkan bahwa kita mestinya melihat politik informal dan klientelisme bukan sebagai penyimpangan dari politik formal, melainkan sebagai elemen penyusun darinya di Indonesia, sebagaimana juga di sebagian besar dunia ini.
Judul Seri | - |
No. Panggil | 324.6 ASP d |
Penerbit | Yayasan Pustaka Obor Indonesia : Jakarta., 2019 |
Deskripsi Fisik | xviii + 418 hlm.; 24 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 978-602-433-741-4 |
Klasifikasi | 324.6 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan ke-1 |
Subyek | Pemilu |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Edward Aspinall |
Tidak tersedia versi lain