Detail Cantuman

Image of Sukarno: Biografi Politik

Text

Sukarno: Biografi Politik


1018730101923.2 LEG sPERPUSTAKAAN KAMPUS 1Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan
1018731102923.2 LEG sPERPUSTAKAAN KAMPUS 1Tersedia
1018732103923.2 LEG sPERPUSTAKAAN KAMPUS 1Tersedia
1018733104923.2 LEG sPERPUSTAKAAN KAMPUS 1Tersedia
1018734105923.2 LEG sPERPUSTAKAAN KAMPUS 1Tersedia
1018735106923.2 LEG sPERPUSTAKAAN KAMPUS 1Tersedia
1018736107923.2 LEG sPERPUSTAKAAN KAMPUS 1Tersedia
1019826108923.2 LEG sPERPUSTAKAAN KAMPUS 1Tersedia
Hanya Sukarno, satu-satunya Presiden di dunia (pada zamannya) yang paling banyak disorot penulis asing. Baik penulis buku yang berlatar belakang akademisi (untuk tujuan penelitian atau penyusunan disertasi), juga oleh para jurnalis manca negara.

Di antara sekian buku yang ditulis penulis asing, yang paling menarik dan “soheh” barangkali An Autobiography as told to Cindy Adams (Indianapolis, 1965). Buku lain Cindy Adams adalah “My Friend the Dictator” (Indianapolis, 1967). Penulis dan peneliti lain yang pernah bersinggungan dengan tema Bung Karno antara lain Bernhard Dahm, George Mc.T Kahin, Lambert Giebels, John D. Legge, dan masih banyak lainnya.

Dari sekian buku yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, dan kini singgah di “privat library” saya, beberapa di antaranya saya baca lebih dari sekali. Salah satunya adalah karya John D. Legge yang berjudul “Sukarno, Biografi Politik”. Ada yang spesial pada buku yang bisa mendorong pembacanya, membaca lebih dari sekali.

Adakah yang spesial dari karya John D. Legge? Ada! Yakni pada ketidakmampuan Legge menafsir kebijakan politik Sukarno. Yakni pada kependekan nalar Legge dalam mencerna latar belakang sejarah dan budaya Indonesia. Yakni pada kesombongannya untuk mengkritik langkah-langkah Sukarno. Yakni pada ketidakpeduliannya tentang hakikat indepensi sebagai seorang penulis.

Karenanya, banyak sekali kabar burung yang ditimbrungkan bersama narasi yang terkesan ilmiah. Ini justru mementahkan karya tulisnya. Tidak sedikit, kalimat-kalimatnya bernada “menghakimi”. Ini sama sekali melanggar dari hakikat indepensi sebagai seorang penulis. Apalagi penulis “biografi politik” dari seorang Presiden yang punya nama begitu besar pada zamannya.

Saya hanya bisa menduga, karya tulis Legge bagian tak terpisahkan dari sebuah skenario global untuk menenggelamkan nama Sukarno dari sejarah politik dunia. Tetapi apakah Legge layak kita benci? Tentu saja tidak. Saya bahkan membaca karyanya lebih dari sekali. Bahkan jika Anda masih menjumpainya di rak toko buku, saya pun akan menyarankan untuk mengoleksinya.

Betapa pun, ini adalah satu dari sekian buku tentang Sukarno. Lepas dari apakah buku itu masuk kategori “ilmu” atau “sampah”, tetap punya arti. Bung Karno sendiri, saya yakin, tidak akan keberatan dengan karya Legge. Mungkin saja, Bung Karno akan mendamprat Legge, tetapi sekaligus ia akan bicara untum meluruskan.

Sayang, Bung Karno tidak sempat melakukan itu. Sebab, buku itu terbit justru di saat kekuatan dunia mati-matian mengubur Bung Karno, ya jazad, ya gagasan besarnya.
Judul Seri -
No. Panggil 923.2 LEG s
Penerbit Sinar Harapan : Jakarta.,
Deskripsi Fisik 527 hhlm.; 20,5 cm.
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN -
Klasifikasi 923.2
Tipe Isi -
Tipe Media -
Tipe Pembawa -
Edisi Cetakan ke4-
Subyek Biografi Tokoh Politik
Info Detil Spesifik -
Pernyataan Tanggungjawab
Tidak tersedia versi lain