Sampai saat ini, pendidikan penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif terhadap masalah-masalah sosial masih dilihat secara terpisah. Masing-masing pendekatan itu memiliki pengikut yang berpegang pada acuan paradigma rigid yang hampir tidak bisa dirunut secara rasional. Para ilmuan yang condong pada pendekatan yang lebih positivistik, menolak keberadaan analisis kualitatif sembari menggantang asap bahwa grand theory yang selama ini dikembangkan sudah sangat baku. Menurut kalangan ini, setiap analisis ilmu sosial harus berunjung pada legitimasi tentang pengembangan ilmu secara hipotetis (logiko disabsurdum). Sebaliknya, ilmuan yang terlalu percaya pada pendekatan kualitatif menyatakan bahwa pendekatan statistik cenderung mereduksi pikiran orang. Dalam batas-batas akademik, kedua pola pikir itu cukup mendominasi gejala berpikir ilmu-ilmu sosial indonesia. Dalam hal ini, perlu disadari bahwa pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif bukanlah genre yang berbeda secara signifikan. Ada alur berpikir setara yang secara simultan mendekatkan kedua pendekatan itu.

Sebagai aliran berfikir (mainstream) dalam metodologi, penelitian kualitatif belum banyak oleh para ilmuan sosial sendiri khususnya di Indonesia. Salah satu kesulitannya bersumber dari keterbatasan literatur pemandu yang berbahasa Indonesia. Buku ini hadir sebagai respons atas kebutuhan yang dirasakan kian mendesak tersebut. Tulisan-tulisan di dalam buku ini adalah jalinan bedah sikap terhadap pendekatan epistemologi yang terangkai secara ketat dengan sikap ontologis dan sikap aksiologis yang menyertainya.

Buku ini amat disarankansebagai buku referensi dan acuan utama para periset khususnya periset pemula dan kalanganmahasisw, baik di tingkat sarjana, master maupun doktoral, yang ingin mengenal dan mendalami berbagai metode dalam penelitian kualitatif.