Detail Cantuman
Text
Arah Baru Otonomi Daerah di Indonesia
1018902201 | 352.598 SAI a | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
Selama lebih dari setengah abad, reputasi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam modernis, nyaris tak tertandingi. Namun, setidaknya dua dasa warsa ini, banyak pengamat menilai Muhammadiyah mengalami stagnasi dalam pembaruannya. Dalam pandangan sebagian pengamat, salah satu yang menyebabkan agenda utamanya menjadi terbelakang, adalah akibat tarikan-tarikan hal praktis seperti pengelolaan amal usaha yang relatif menyita waktu dan keterjebakan pada politik kekuasaan. Aspek pembaruan pemikiran dan kehidupan sosial yang dahulu aktif dilakukan, sekarang ini hanya diawetkan dengan memelihara rutinitas organisasi dan warisan masa lalu. Padahal, dalam sebuah aktivisme sosial memerlukan juga kerangka teoretik yang harus senantiasa diperbaharui. Tentu saja agar praktik sosial itu tidak berhenti, tepat sasaran, dan tidak menjadi rutinitas yang hampa makna.
Sebagian orang menyadari bahwa kritik itu benar. Tetapi sebagian yang lain menilai kritik itu hanyalah penilaian orang luar yang tidak tahu persis dinamika internal Muhammadiyah. Di tengah situasi ituah muncul harapan agar Muhammadiyah mampu mengembalikan ruh tajdidnya untuk mencerahkan peradaban dan membebaskan problem kemanusiaan. Kalau boleh disebut, yang selama ini banyak tumbuh di Muhammadiyah adalah Jilid I (amal usaha) dan Muhammadiyah Jilid II (politik praktis). Sedangkan Muhammadiyah Jilid III bertumpu pada intelektualitas dan keberpihakan pada kaum tertindas, sangat jarang tampak. Maka, Muhammadiyah Jilid Ketiga inilah yang harus tumbuh dan menjadi kesadaran kolektif pada saat ini.Buku ini merupakan refleksi awal membangun “Muhammadiyah Jilid Ketiga” itu.
Sebagian orang menyadari bahwa kritik itu benar. Tetapi sebagian yang lain menilai kritik itu hanyalah penilaian orang luar yang tidak tahu persis dinamika internal Muhammadiyah. Di tengah situasi ituah muncul harapan agar Muhammadiyah mampu mengembalikan ruh tajdidnya untuk mencerahkan peradaban dan membebaskan problem kemanusiaan. Kalau boleh disebut, yang selama ini banyak tumbuh di Muhammadiyah adalah Jilid I (amal usaha) dan Muhammadiyah Jilid II (politik praktis). Sedangkan Muhammadiyah Jilid III bertumpu pada intelektualitas dan keberpihakan pada kaum tertindas, sangat jarang tampak. Maka, Muhammadiyah Jilid Ketiga inilah yang harus tumbuh dan menjadi kesadaran kolektif pada saat ini.Buku ini merupakan refleksi awal membangun “Muhammadiyah Jilid Ketiga” itu.
Judul Seri | - |
No. Panggil | 352.598 SAI a |
Penerbit | Universitas Muhammadiyah Malang : Malang., 2005 |
Deskripsi Fisik | xxv + 368 hlm.; ils,; 21 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 979-3602-64-2 |
Klasifikasi | 352.598 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan ke-1 |
Subyek | Otonomi Daerah |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | M. Mas'ud Said |
Tidak tersedia versi lain