Jika kita menilik sejenak akan sejarah perjuangan bangsa-bangsa di dunia, mungkin dengan sangat mudahnya kita akan dapati bahwa perjuangan bangsa-bangsa itu, tidak pernah lepas dari perjuangan para generasi mudanya, khususnya perjuangan dari para mahasiswa.
Pergolakan Mahasiswa Abad Ke-20 (Yozar Anwar: 1981) merupakan sekumpulan kisah dari perjuangan anak-anak muda yang pemberang, Yozar, penulis buku ini, menceritakannya dengan sangat sederhana, berani, dengan gaya penulisan yang mampu membarakan semangat para generasi muda dewasa ini. Bagaimana ia mengisahkan perjuangan para generasi muda yang mampu merombak jalannya sejarah kini, dulu, nanti, dan bagaimana mereka menjadi pelopor perubahan arah dan jalannya sebuah sejarah dalam kurun waktu yang terbilang begitu singkat: bermula pada hari Ahad, 20 Mei 1908, sekelompok pelajar-pelajar STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen yang kini merupakan Gedung Kebangkitan Nasional) di Jakarta, awal abad ke-20 mendirikan organisasi “Budi Utomo” yang dipelopori oleh pemuda berusia 19 tahun, Soetomo. Selang beberapa minggu kemudian, Budi Utomo mempunyai lebih dari 1200 anggota di luar STOVIA. (hlm. 233). Tak hanya itu, buku yang hanya diterbitkan sekali ini (cetakan pertama, 1981), cukup banyak memberikan beragam informasi berupa kisah-kisah perjuangan yang dialami mahasiswa di berbagai belahan dunia. Duka-cita, bencana, nasib malang, semangat, mimpi-mimpi, dan juga harapan yang dapat mengilhami gerakan mahasiswa. Berjuang menegakkan keadilan dan kebenaran, inilah yang merupakan satu persamaan di antara sekian banyak gerakan mahasiswa di seluruh belahan dunia.
Bermula dari pengalaman-pengalamannya, keterlibatannya dalam kegiatan mahasiswa baik nasional maupun internasional, bukan hanya aktif dalam organisasi atau berdiskusi, perdebatan, tetapi juga keterlibatan langsung dalam aksi demonstrasi gerakan mahasiswa. Dari situ kemudian timbul niat untuk mengabadikannya dalam sebuah karya karangan yang sedikit banyak termuat di berbagai media massa, seperti surat kabar (koran), majalah, hingga dibukukan berupa stensilan selama aksi-aksi mahasiswa di Jakarta pada tahun 1966.