Detail Cantuman
Text
Pedoman Homili (Direttorio Omiletico)
1019792101 | 262.91113 SUP p | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1019793102 | 262.91113 SUP p | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1019794103 | 262.91113 SUP p | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1019795104 | 262.91113 SUP p | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1019796105 | 262.91113 SUP p | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1019797106 | 262.91113 SUP p | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1019798107 | 262.91113 SUP p | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1019799108 | 262.91113 SUP p | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1019800109 | 262.91113 SUP p | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1019801110 | 262.91113 SUP p | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
Para Bapa Konsili Vatikan II menegaskan bahwa: “Umat Allah pertama-tama dihimpun oleh sabda Allah yang hidup, yang karena itu juga sudah selayaknya diharapkan dari mulut para imam….Para imam sebagai rekan-rekan kerja para Uskup, pertama-tama wajib mewartakan Injil Allah kepada semua orang”. (PO 2).
Pedoman Homili yang dikeluarkan oleh Kongregasi untuk Ibadat Ilahi dan Tata Tertib Sakramen-sakramen ini rasanya sangat tepat untuk memberikan bantuan bagi para imam dan para pengkhotbah “untuk menghargai fungsi homili dan menawarkan kepada mereka suatu bimbingan untuk melaksanakan suatu perutusan yang begitu penting bagi hidup Gereja.
Sasarannya terutama adalah homili yang disampaikan pada Ekaristi hari Minggu, namun apa yang dikatakan di sini bisa diterapkan juga untuk homili umum pada setiap perayaan liturgis dan sakramental…. Untuk menjadi pengkhotbah yang baik tidak perlu menjadi orator ulung. Tentu saja, seni berpidato atau berbicara di hadapan umum, termasuk penggunaan suara yang tepat dan juga gerakan tubuh, membantu keberhasilan homili. …
Akan tetapi, apa yang utama adalah bahwa pengkhotbah menempatkan Sabda Tuhan dalam pusat hidup rohaninya, mengenal umatnya dengan baik, merefleksikan peristiwa-peristiwa saat ini, berusaha tanpa henti mengembangkan kecakapan-kecakapan yang membantunya untuk berkhotbah dengan baik dan terutama, dengan menyadari kekurangan rohani diri sendiri, dalam iman memohon Roh Kudus yang adalah pencipta utama dalam menjadikan hati umat beriman tunduk di hadapan misteri-misteri ilahi”.
Pedoman Homili yang dikeluarkan oleh Kongregasi untuk Ibadat Ilahi dan Tata Tertib Sakramen-sakramen ini rasanya sangat tepat untuk memberikan bantuan bagi para imam dan para pengkhotbah “untuk menghargai fungsi homili dan menawarkan kepada mereka suatu bimbingan untuk melaksanakan suatu perutusan yang begitu penting bagi hidup Gereja.
Sasarannya terutama adalah homili yang disampaikan pada Ekaristi hari Minggu, namun apa yang dikatakan di sini bisa diterapkan juga untuk homili umum pada setiap perayaan liturgis dan sakramental…. Untuk menjadi pengkhotbah yang baik tidak perlu menjadi orator ulung. Tentu saja, seni berpidato atau berbicara di hadapan umum, termasuk penggunaan suara yang tepat dan juga gerakan tubuh, membantu keberhasilan homili. …
Akan tetapi, apa yang utama adalah bahwa pengkhotbah menempatkan Sabda Tuhan dalam pusat hidup rohaninya, mengenal umatnya dengan baik, merefleksikan peristiwa-peristiwa saat ini, berusaha tanpa henti mengembangkan kecakapan-kecakapan yang membantunya untuk berkhotbah dengan baik dan terutama, dengan menyadari kekurangan rohani diri sendiri, dalam iman memohon Roh Kudus yang adalah pencipta utama dalam menjadikan hati umat beriman tunduk di hadapan misteri-misteri ilahi”.
Judul Seri | Seri Dokumen Gerejawi Nomor 113 |
No. Panggil | 262.91113 SUP p |
Penerbit | Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi WaliGereja Indonesia : Jakarta., 2020 |
Deskripsi Fisik | 139 hlm.; 21 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | 262.91113 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan ke-1 |
Subyek | Dokumen Gereja |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Andreas Suparman |
Tidak tersedia versi lain