Detail Cantuman

Image of Orang Gila dari Nazaret

Text

Orang Gila dari Nazaret


1020155101232 SET oPERPUSTAKAAN KAMPUS 1Tersedia
1020156102232 SET oPERPUSTAKAAN KAMPUS 1Tersedia
1020157103232 SET oPERPUSTAKAAN KAMPUS 1Tersedia
1020158104232 SET oPERPUSTAKAAN KAMPUS 1Tersedia
1020159105232 SET oPERPUSTAKAAN KAMPUS 1Tersedia
Buku ini lahir dari pergulatan pribadi yang sungguh-sungguh muncul dari hati: ini orang macam apa sih kok bisa-bisanya sejak 2000 tahun menjadi pusat pergunjingan. Pewartaan pengikutnya ditentang oleh orang-orang Yahudi yang selama ribuan tahun begitu akrab dengan Hukum Taurat. Pewartaan pengikutnya itu juga mendapat tentangan dari orang-orang Islam ratusan tahun kemudian, tetapi toh pewartaan itu masih hidup sampai sekarang!

Lha, wong iki sopo to janjane?

Memang buku ini saya tulis selama saya mengikuti perkuliahan Kristologi, dan begitu banyak buku dan artikel yang saya baca, baik secara komprehensif maupun fragmentaris. Akan tetapi, buku ini jelas tidak saya maksudkan sebagai kajian akademis, tetapi sebagai upaya untuk membagikan pergumulan saya memahami sosok Yesus Kristus.

Saya sadar problem hermeneutika dan saya tidak bisa menyangkal bahwa saya sudah punya perspektif tertentu dalam memahami sosok Yesus dari Nazaret ini (sebagaimana sudah saya sodorkan dengan bagan AKU-aku dalam buku Saat Tuhan Tiada): saya mengimani bahwa Allah yang mahabesar itu tidak tak tersentuh justru karena ada orang-orang yang menghadirkan-Nya, secara istimewa Yesus ini yang bangkit dari mati!

Meskipun demikian, saya tidak tertarik untuk berangkat dari aneka ajaran yang dirumuskan entah dokumen resmi Gereja maupun kajian para teolog kampiun. Saya ingin memahaminya dari keterbatasan saya sendiri: berangkat dari keprihatinan hidup saya sendiri. Saya ingin memaknai Yesus Kristus justru dari situasi konkret yang saya alami. Mengapa? Karena saya tak punya kemampuan untuk melakukan penelitian sejarah, dan rupanya untuk saya pribadi, fakta historis Yesus tidak begitu penting: apakah Yesus punya kakak atau adik, apakah dia punya istri atau selibat, apakah dia berambut gondrong, apakah dia pergi ke Tibet, kain kafannya, dan aneka pokok persoalan yang disodorkan “para ahli dan ilmuwan” dan menimbulkan sensasi.

Saya menjomblo bukan karena Yesus tidak beristri, saya bernazar hidup miskin bukan karena Yesus berpenampilan gembel. Maksud saya, saya tidak sedang ikut-ikutan apa yang dia lakukan 2000 tahun lalu. Itu urusan dia. Saya pun tak tahu bagaimana dulu dia belajar, bagaimana dia mengelola emosinya, bagaimana raut mukanya sewaktu diludahi tentara (dan apakah memang tentara meludahinya?). Saya bukan beo.

Oleh karena itu, saya justru berangkat dari situasi sekarang ini: Indonesia butuh pemimpin yang punya karakter! Nah, Yesus ini menurut saya adalah pribadi yang punya karakter yang integrated. Dia omong apa, itulah yang dia lakukan, bahkan mengenai kematiannya sendiri semuanya terjadi seturut apa yang dikatakannya sewaktu hidup!

Pertanyaannya bukan apakah Yesus punya relevansi untuk zaman sekarang, melainkan bagaimana situasi sekarang ini bisa dipakai untuk memaknai sosok Yesus itu. Itu mengapa saya pakai judul orang gila dari Nazaret. Saya mengambil makna positif dari kata ‘gila’ itu: rasa kagum yang muncul karena sepak terjangnya.

Dalam buku ini saya sodorkan reaksi aneka pengikut Yesus itu di kemudian hari, termasuk perbedaan-perbedaan bahkan pertentangan yang muncul, sampai akhirnya saya mengundang pembaca sendiri untuk menjawab pertanyaan: siapakah aku menurut kamu? Bukan menurut para ilmuwan yang konon mencari objektivitas, bukan menurut guru agama, bahkan menurut hirarki sekalipun. Maksud saya, setiap orang mestilah menangkap Yesus, si gila dari Nazaret itu, atas dasar relasi pribadinya. Tanpa relasi pribadi itu, pengakuan Yesus sebagai Kristus hanyalah pengakuan formal yang tak ada isinya… Ia bisa berteriak-teriak memimpin ibadat menyerukan pujian kepada Yesus, tetapi teriakan itu muncul justru karena ‘tongnya kosong’…

SHARE THIS:
Judul Seri -
No. Panggil 232 SET o
Penerbit Kanisius : Yogyakarta.,
Deskripsi Fisik 289 hlm.; 20 cm.
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN 979-21-0943-9
Klasifikasi 232
Tipe Isi -
Tipe Media -
Tipe Pembawa -
Edisi Cetakan ke-1
Subyek -
Info Detil Spesifik -
Pernyataan Tanggungjawab
Tidak tersedia versi lain