Inti pemahaman Berman terhadap marxisme adalah pemahaman bahwa jika suatu pemikiran ingin tetap relevan pada abad mendatang, pemikiran itu harus mampu menembus batas-batas kinerja dan bentukan zaman mutakhir, menjadi perangkat kritik atau memberikan kenikmatan literer. Marxisme mempunyai potensi pembebasan tersebut yakni dalam kemampuan menyusun sebuah dunia di balik pahitnya penggadaian tenaga manusia demi kelangsungan hidup sehari-hari, demi kebutuhan yang harus terus-menerus dipenuhi. Di buku ini penulis mendiskusikan marx dan marxisme secara segar dengan George Lukacs, Walter Benjamin, Meyer Schapiro, Edmund Wilson, Jerrold Siegel, Irving Howe, Isaac Babel. Juga ada apresiasi tak ternilai tentang pemikiran Engel dan Marx sendiri. Semua disajikan dengan apresiasi penuh semangat, ekspresif, canda, dan vulgar. Namun yang pasti inilah jiwa tualang.