Detail Cantuman
Text
Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan
1020938201 | 297.936 TUR p | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1020939202 | 297.936 TUR p | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
Pada setiap perhelatan menjelang Pemilu, baik tingkat lokal hingga nasional, sosok kiai senantiasa “laris” untuk didatangi para politisi. Bahkan, pada banyak kondisi, para kiai dan sekumpulan kiai menjadi tim pemenangan Parpol maupun kandidat tertentu.
Kedatangan para politisi ke Kiai dan mengajak mereka bergabung menunjukkan bahwa kiai memiliki pengaruh besar dalam hal politik. Pengaruh politik tersebut tentu tidak lepas dari posisi diri seorang kiai yang sebelumnya dipandang baik oleh masyarakat.
Buku karya Endang Turmudi (2004) dengan judul “Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan” dapat membantu kita memahami tentang peranan kiai baik dari segi sosial hingga sepak terjangnya di Politik. Buku yang berawal dari sebuah penelitian tersebut berusaha untuk mengungkap gambaran bagaimana “kepemimpinan kiai secara umum dengan memusatkan perhatian pada aspek-aspek kultural dan politik kepemimpinan mereka”. Penelitian yang dilakukan Turmudi mengambil sampel Kota Jombang yang berlangsung pada bulan Oktober 1992 hingga September 1993.
Ada dua kelembagaan para kiai yang menjadi fokus studinya, yakni kiai yang mengasuh pondok pesantren (mengajar santri) serta kiai yang menjadi pemimpin tarekat (sebuah lembaga rohani yang lebih berpusat pada penggemblengan kebatinan).
Namun sebelum beranjak pada ulasan bagaimana pengaruh sosial-budaya kiai beralih menjadi kekuasaan politik, ada baiknya perlu dibahas terlebih dahulu bagaimana dinamika posisi kiai sendiri di dalam masyarakat.
Kedatangan para politisi ke Kiai dan mengajak mereka bergabung menunjukkan bahwa kiai memiliki pengaruh besar dalam hal politik. Pengaruh politik tersebut tentu tidak lepas dari posisi diri seorang kiai yang sebelumnya dipandang baik oleh masyarakat.
Buku karya Endang Turmudi (2004) dengan judul “Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan” dapat membantu kita memahami tentang peranan kiai baik dari segi sosial hingga sepak terjangnya di Politik. Buku yang berawal dari sebuah penelitian tersebut berusaha untuk mengungkap gambaran bagaimana “kepemimpinan kiai secara umum dengan memusatkan perhatian pada aspek-aspek kultural dan politik kepemimpinan mereka”. Penelitian yang dilakukan Turmudi mengambil sampel Kota Jombang yang berlangsung pada bulan Oktober 1992 hingga September 1993.
Ada dua kelembagaan para kiai yang menjadi fokus studinya, yakni kiai yang mengasuh pondok pesantren (mengajar santri) serta kiai yang menjadi pemimpin tarekat (sebuah lembaga rohani yang lebih berpusat pada penggemblengan kebatinan).
Namun sebelum beranjak pada ulasan bagaimana pengaruh sosial-budaya kiai beralih menjadi kekuasaan politik, ada baiknya perlu dibahas terlebih dahulu bagaimana dinamika posisi kiai sendiri di dalam masyarakat.
Judul Seri | - |
No. Panggil | 297.936 TUR p |
Penerbit | LKIS Yogyakarta : Yogyakarta., 2003 |
Deskripsi Fisik | xvi + 348 hlm.; 21 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 979-3381-37-X |
Klasifikasi | 297.936 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan ke-1 |
Subyek | - |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Endang Turmudi |
Tidak tersedia versi lain