Detail Cantuman
Text
Sekuntum Nozomi: Buku Keempat
1022598201 | 813 MAR s 4 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
Gara-gara Agus sakit, Sabrina pulang ke Indonesia dari New York. Lydia merasa cemas kalau-kalau Agus akan kembali mengejar Sabrina. Namun Sabrina bukan satu-satunya lawan Lydia dalam merebut cinta agus. Krisanti yang telah berganti nama menjadi Makeda telah pulang dari Afrika bersama Kaspar
Suami Daria Amrita cemburu. Istrinya sering memuji-muji Agus di depannya. Untuk membalas sakit hati, Elroi Pakasa dibayar Ken Pika, suami Daria Amrita, agar memakai asam sulfat asli untuk disiramkan ke Agus sewaktu mereka berakting dalam rangka pengambilan gambar sebuah sinetron. Luka bakar pada Agus inilah yang menjadi permulaan babak cerita di Sekuntum Nozomi Buku Keempat.
Agus segera dibawa ke rumah sakit SB di Puncak. Dalam erangannya sebelum pingsan, Lydia mendengar Agus menyebut-nyebut nama Sabrina. Lydia segera memberitahu orang-orang. Orangtua Sabrina segera mengontak Sabrina yang saat itu sedang di New York.Tanpa menunggu lebih lama, Sabrina terburu-buru pulang ke Indonesia. Sabrina sengaja tidak memberi kabar kapan kepulangannya karena dia ingin memberikan kejutan.
Sesampai di rumahnya sendiri, ia merasa terkejut. Ia memergoki Eltor sedang bermesraan dengan sesama lelaki. Lelaki itu adalah Carlos, kekasih Fantiar, seorang wadam yang rela berganti kelamin demi Carlos. Sabrina mengusir Eltor dari rumahnya dan meminta perceraian dari Eltor.
Di lain pihak. Krisanti sedang naik daun di Afrika. Tak percuma bersekolah di kedokteran. Ia tenar di lingkungan tempat tinggalnya di Johannesburg karena sering membantu orang sakit. Kesepian yang dialaminya semenjak pertama kali tinggal disana menjadi sedikit sirna, ketika Kaspar mendapatkan seorang pembantu untuk membantu keperluan mereka. Nama pembantu itu adalah Makeda.
Saat Krisanti membaca berita tentang Agus di internet, ia langsung berpikir bagaimana caranya agar dapat pulang ke Indonesia. Jika ia langsung mengutarakan maksudnya, Kaspar tidak akan menyetujuinya. Makeda memberi saran. Sebuah saran cara Afrika. Makeda membuatkan ramuan yang akan membuat detak jantung Krisanti tak terdeteksi sehingga seakan-akan mati. Cara ini diperlukan untuk menimbulkan kesan kengerian akan kenekatan Krisanti untuk bunuh diri agar Kaspar mengijinkannya pulang. Namun sebelum dibawa ke rumah sakit, Makeda meminumkan ramuan anti racun tadi agar Krisanti sembuh.
Akhirnya Kaspar mengijinkan Krisanti pulang berserta dirinya. Namun, Kaspar tidak ingin Krisanti kembali pada Agus. Suatu malam, Kaspar memberi minuman dengan obat tidur. Dalam keadaan terbius itulah, Kaspar menyuruh orang mengoperasi wajah Krisanti agar tak dikenali sebagai Krisanti lagi.
Krisanti baru mengetahui perbedaan di wajahnya esok pagi. Karena perbedaan inilah, dia terpaksa memakai cadar dan membuat paspor palsu sesuai dengan identitas terbarunya. Kaspar mengancam Krisanti agar tak berbicara sewaktu di Indonesia karena Kaspar akan memperkenalkan Krisanti sebagai orang dari pedalaman Afrika dan mengarang cerita bahwa Krisanti meninggal pada semua kenalannya.
Krisanti semakin mati kutu. Kaspar telah memberitahukan kepada keluarga Sabrina tentang persengkongkolan Krisanti-Eltor untuk menjebak Agus. Tentu saja Sukhan, ayah Sabrina, senang. Ia senang sebab kabar itu berarti mempermulus keinginannya semula untuk menjodohkan Agus dan Sabrina. Eltor kalang kabut ketika Kaspar memberitahunya bahwa ia sudah memberitahukan persengkongkolannya dengan Krisanti kepada keluarga Sabrina. Ia marah, namun tak bisa apa-apa. Setelah amarah Eltor mereda, Kaspar berbalik meminta bantuan Eltor. Ia memberikan semua dokumen dan penjelasan semua kejahatan bos-nya. Casio Comodo. Ia berpesan bahwa jika dirinya mati terbunuh, ia menginginkan Eltor memberikan semua bukti-bukti tersebut kepada kepolisian.
Agus menunjukkan tanda-tanda kesembuhan yang berarti akibat operasi kulit yang dilakukan dr Matsuda. Ketika mengetahui kesembuhan Agus, Sabrina mulai jarang besuk Agus dan berencana akan pulang ke rumah orangtuanya di Jakarta bersama dengan Kaspar. Tanpa mereka sadari, perjalanan ke Jakarta tersebut adalah bencana bagi mereka berdua.
Saya terengah-engah membaca novel ini. Plot-plot yang diciptakan oleh Marga T saling berhubungan seperti jaring laba-laba. Seperti yang sudah pernah saya tulis di tinjauan seri Sekuntum Nozomi lainnya. Marga T menggabung-gabungkan banyak tokoh dari novel lain di novel ini. Bagi pembaca yang sudah pernah membaca novel-novel Marga T lainnya mungkin tidak masalah. Tetapi bagi yang belum pernah, akan membuat mereka agak pusing karena tumpukan informasi. Di penjelasan novel pada lembaran awal, Marga T memang menegaskan bahwa meskipun ia banyak mengambil tokoh-tokoh di Sekuntum Nozomi dari novel-novel lain, tetapi pembaca dapat membaca serial Sekuntum Nozomi secara terpisah-pisah tampa harus membaca pendahulu atau novel lainnya. Saya tak sependapat dengan Marga T. Sebab jika demikian, kenapa Marga T selalu menyertakan judul novel yang diacu oleh Sekuntum Nozomi ketika dia ingin memberikan informasi dari novel mana tokoh tersebut diambil?
Perbedaan waktu masa lampau-sekarang-masa depan di novel ini juga agak bermasalah. Jika anda tidak cermat membaca anda akan bingung karena tanpa anda sadari time-line dari adegan berbeda. Terkadang Marga T tidak memberi peringatan pergantian waktu seperti baris kosong, tiga bintang atau garis (sering dipakai di novel ini). Pergantian waktu tidak saja antara sekarang dan lampau (misalnya, tokoh sedang melamunkan kejadian lampau di saat sekarang) tetapi juga bisa terkait masa depan kemudian langsung berbalik ke saat ini.
Semakin lama, saya merasa bahasa gaul di novel ini juga bisa menjadi pedang bermata dua. Pemakaian bahasa gaul memang mendekatkan novel dengan pembaca. Bisa dimaklumi, bahasa indonesia jarang dipakai secara formal. Tetapi yang menjadi masalah adalah: Bahasa gaul Jakarta akan beda dengan bahasa gaul Surabaya, Medan, atau tempat-tempat lainnya. Saya pribadi kadang harus bertanya dengan teman-teman saya yang berasal dari Jakarta untuk memahami kosakata gaulnya. Contoh: Be-eng (amat). Tetapi di lain pihak, saya memuji pemakaian kosakata yang tidak umum. Pengenalan kosakata ini membuat kita dapat memperluas pengetahuan bahasa kita. Contoh: gegetun, tempo-tempo, kisik
Cara penyampaian bahasa asing dan penjelasannya patut mendapatkan pujian juga. Marga T selalu menjelaskan arti bahasa asing tersebut lewat narasi. Biasanya di novel-novel lain, penjelasan tersebut kebanyakan lewat catatan kaki.
Nama-nama tokoh cukup unik. Terdengar aneh dan asing. Tiliklah nama seperti: Casio Comodo, Eltor/Erol, Zenon, Max Odong atau Reli Kasdan. Terdengar asal, tetapi cukup membuat kita mengingatnya. Hanya saja, terkadang Marga T sering menyingkat nama mereka tanpa penjelasan, sehingga untuk beberapa detik kita harus berpikir ini nama siapa. Contoh: Elroi Pakasa (EP), Ken Pika (KP).
Sekuntum Nozomi Buku Keempat bukan novel percintaan, tetapi lebih menjurus ke intrik. Anda akan mendapatkan cerita-cerita kolusi, dunia hitam, korupsi, pembunuhan, pengkhianatan, saling menjegal antar teman dengan sedikit balutan percintaan. Jika memang hal-hal tadi yang anda cari, buku ini tidak patut anda lewatkan.
Suami Daria Amrita cemburu. Istrinya sering memuji-muji Agus di depannya. Untuk membalas sakit hati, Elroi Pakasa dibayar Ken Pika, suami Daria Amrita, agar memakai asam sulfat asli untuk disiramkan ke Agus sewaktu mereka berakting dalam rangka pengambilan gambar sebuah sinetron. Luka bakar pada Agus inilah yang menjadi permulaan babak cerita di Sekuntum Nozomi Buku Keempat.
Agus segera dibawa ke rumah sakit SB di Puncak. Dalam erangannya sebelum pingsan, Lydia mendengar Agus menyebut-nyebut nama Sabrina. Lydia segera memberitahu orang-orang. Orangtua Sabrina segera mengontak Sabrina yang saat itu sedang di New York.Tanpa menunggu lebih lama, Sabrina terburu-buru pulang ke Indonesia. Sabrina sengaja tidak memberi kabar kapan kepulangannya karena dia ingin memberikan kejutan.
Sesampai di rumahnya sendiri, ia merasa terkejut. Ia memergoki Eltor sedang bermesraan dengan sesama lelaki. Lelaki itu adalah Carlos, kekasih Fantiar, seorang wadam yang rela berganti kelamin demi Carlos. Sabrina mengusir Eltor dari rumahnya dan meminta perceraian dari Eltor.
Di lain pihak. Krisanti sedang naik daun di Afrika. Tak percuma bersekolah di kedokteran. Ia tenar di lingkungan tempat tinggalnya di Johannesburg karena sering membantu orang sakit. Kesepian yang dialaminya semenjak pertama kali tinggal disana menjadi sedikit sirna, ketika Kaspar mendapatkan seorang pembantu untuk membantu keperluan mereka. Nama pembantu itu adalah Makeda.
Saat Krisanti membaca berita tentang Agus di internet, ia langsung berpikir bagaimana caranya agar dapat pulang ke Indonesia. Jika ia langsung mengutarakan maksudnya, Kaspar tidak akan menyetujuinya. Makeda memberi saran. Sebuah saran cara Afrika. Makeda membuatkan ramuan yang akan membuat detak jantung Krisanti tak terdeteksi sehingga seakan-akan mati. Cara ini diperlukan untuk menimbulkan kesan kengerian akan kenekatan Krisanti untuk bunuh diri agar Kaspar mengijinkannya pulang. Namun sebelum dibawa ke rumah sakit, Makeda meminumkan ramuan anti racun tadi agar Krisanti sembuh.
Akhirnya Kaspar mengijinkan Krisanti pulang berserta dirinya. Namun, Kaspar tidak ingin Krisanti kembali pada Agus. Suatu malam, Kaspar memberi minuman dengan obat tidur. Dalam keadaan terbius itulah, Kaspar menyuruh orang mengoperasi wajah Krisanti agar tak dikenali sebagai Krisanti lagi.
Krisanti baru mengetahui perbedaan di wajahnya esok pagi. Karena perbedaan inilah, dia terpaksa memakai cadar dan membuat paspor palsu sesuai dengan identitas terbarunya. Kaspar mengancam Krisanti agar tak berbicara sewaktu di Indonesia karena Kaspar akan memperkenalkan Krisanti sebagai orang dari pedalaman Afrika dan mengarang cerita bahwa Krisanti meninggal pada semua kenalannya.
Krisanti semakin mati kutu. Kaspar telah memberitahukan kepada keluarga Sabrina tentang persengkongkolan Krisanti-Eltor untuk menjebak Agus. Tentu saja Sukhan, ayah Sabrina, senang. Ia senang sebab kabar itu berarti mempermulus keinginannya semula untuk menjodohkan Agus dan Sabrina. Eltor kalang kabut ketika Kaspar memberitahunya bahwa ia sudah memberitahukan persengkongkolannya dengan Krisanti kepada keluarga Sabrina. Ia marah, namun tak bisa apa-apa. Setelah amarah Eltor mereda, Kaspar berbalik meminta bantuan Eltor. Ia memberikan semua dokumen dan penjelasan semua kejahatan bos-nya. Casio Comodo. Ia berpesan bahwa jika dirinya mati terbunuh, ia menginginkan Eltor memberikan semua bukti-bukti tersebut kepada kepolisian.
Agus menunjukkan tanda-tanda kesembuhan yang berarti akibat operasi kulit yang dilakukan dr Matsuda. Ketika mengetahui kesembuhan Agus, Sabrina mulai jarang besuk Agus dan berencana akan pulang ke rumah orangtuanya di Jakarta bersama dengan Kaspar. Tanpa mereka sadari, perjalanan ke Jakarta tersebut adalah bencana bagi mereka berdua.
Saya terengah-engah membaca novel ini. Plot-plot yang diciptakan oleh Marga T saling berhubungan seperti jaring laba-laba. Seperti yang sudah pernah saya tulis di tinjauan seri Sekuntum Nozomi lainnya. Marga T menggabung-gabungkan banyak tokoh dari novel lain di novel ini. Bagi pembaca yang sudah pernah membaca novel-novel Marga T lainnya mungkin tidak masalah. Tetapi bagi yang belum pernah, akan membuat mereka agak pusing karena tumpukan informasi. Di penjelasan novel pada lembaran awal, Marga T memang menegaskan bahwa meskipun ia banyak mengambil tokoh-tokoh di Sekuntum Nozomi dari novel-novel lain, tetapi pembaca dapat membaca serial Sekuntum Nozomi secara terpisah-pisah tampa harus membaca pendahulu atau novel lainnya. Saya tak sependapat dengan Marga T. Sebab jika demikian, kenapa Marga T selalu menyertakan judul novel yang diacu oleh Sekuntum Nozomi ketika dia ingin memberikan informasi dari novel mana tokoh tersebut diambil?
Perbedaan waktu masa lampau-sekarang-masa depan di novel ini juga agak bermasalah. Jika anda tidak cermat membaca anda akan bingung karena tanpa anda sadari time-line dari adegan berbeda. Terkadang Marga T tidak memberi peringatan pergantian waktu seperti baris kosong, tiga bintang atau garis (sering dipakai di novel ini). Pergantian waktu tidak saja antara sekarang dan lampau (misalnya, tokoh sedang melamunkan kejadian lampau di saat sekarang) tetapi juga bisa terkait masa depan kemudian langsung berbalik ke saat ini.
Semakin lama, saya merasa bahasa gaul di novel ini juga bisa menjadi pedang bermata dua. Pemakaian bahasa gaul memang mendekatkan novel dengan pembaca. Bisa dimaklumi, bahasa indonesia jarang dipakai secara formal. Tetapi yang menjadi masalah adalah: Bahasa gaul Jakarta akan beda dengan bahasa gaul Surabaya, Medan, atau tempat-tempat lainnya. Saya pribadi kadang harus bertanya dengan teman-teman saya yang berasal dari Jakarta untuk memahami kosakata gaulnya. Contoh: Be-eng (amat). Tetapi di lain pihak, saya memuji pemakaian kosakata yang tidak umum. Pengenalan kosakata ini membuat kita dapat memperluas pengetahuan bahasa kita. Contoh: gegetun, tempo-tempo, kisik
Cara penyampaian bahasa asing dan penjelasannya patut mendapatkan pujian juga. Marga T selalu menjelaskan arti bahasa asing tersebut lewat narasi. Biasanya di novel-novel lain, penjelasan tersebut kebanyakan lewat catatan kaki.
Nama-nama tokoh cukup unik. Terdengar aneh dan asing. Tiliklah nama seperti: Casio Comodo, Eltor/Erol, Zenon, Max Odong atau Reli Kasdan. Terdengar asal, tetapi cukup membuat kita mengingatnya. Hanya saja, terkadang Marga T sering menyingkat nama mereka tanpa penjelasan, sehingga untuk beberapa detik kita harus berpikir ini nama siapa. Contoh: Elroi Pakasa (EP), Ken Pika (KP).
Sekuntum Nozomi Buku Keempat bukan novel percintaan, tetapi lebih menjurus ke intrik. Anda akan mendapatkan cerita-cerita kolusi, dunia hitam, korupsi, pembunuhan, pengkhianatan, saling menjegal antar teman dengan sedikit balutan percintaan. Jika memang hal-hal tadi yang anda cari, buku ini tidak patut anda lewatkan.
Judul Seri | - |
No. Panggil | 813 MAR s 4 |
Penerbit | Gramedia Pustaka Utama : Jakarta., 2006 |
Deskripsi Fisik | 464 hlm.; 23 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 979-22-2485-8 |
Klasifikasi | 813 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan ke-1 |
Subyek | Novel |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Marga T. |
Tidak tersedia versi lain