Detail Cantuman
Text
Desersi: Menembus Rimba Raya Kalimantan. Novel
1022602101 | 813.3 PER d | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
EMPAT serdadu Belanda, dua orang Swiss, satu Belgia, dan satu Indo beribu Nias, minggat dari benteng Kuala Kapuas. Mereka merasa ditipu oleh Pemerintah Belanda.
Janji mendapat penghasilan lumayan ternyata hanya angin surga.
Selama 70 hari mereka menembus rimba raya Kalimantan dari selatan ke utara yang penuh marabahaya. Mereka menyusuri sungai-sungai penuh riam, melintasi
rawa-rawa yang ganas, mendaki bukit-bukit berbatu, mendaki tebing-tebing curam, terkena anaksumpit berupas, berkelahi melawan buaya dan ular, bahkan berperang
melawan para pengayau. Sungguh petualangan yang mendebarkan, tak kalah menawan dibandingkan karya-karya Karl May.
Dalam pelarian itu mereka terpaksa juga harus tinggal bersama suku Dayak, sehingga menyaksikan sendiri kebudayaan, mitos, atau tabu-tabu yang hidup dalam
masyarakat Dayak pada abad ke-19—dari adat pengayauan sampai perkawinan. Desersi adalah novel antropologis mengenai Kalimantan abad ke-19 yang memikat
dan kaya data. Lewat dialog tokoh-tokohnya, M.T.H. Perelaer, sang pengarang, juga amat kritis terhadap kebijakan Pemerintah Hindia-Belanda dan adat pengayauan.
Janji mendapat penghasilan lumayan ternyata hanya angin surga.
Selama 70 hari mereka menembus rimba raya Kalimantan dari selatan ke utara yang penuh marabahaya. Mereka menyusuri sungai-sungai penuh riam, melintasi
rawa-rawa yang ganas, mendaki bukit-bukit berbatu, mendaki tebing-tebing curam, terkena anaksumpit berupas, berkelahi melawan buaya dan ular, bahkan berperang
melawan para pengayau. Sungguh petualangan yang mendebarkan, tak kalah menawan dibandingkan karya-karya Karl May.
Dalam pelarian itu mereka terpaksa juga harus tinggal bersama suku Dayak, sehingga menyaksikan sendiri kebudayaan, mitos, atau tabu-tabu yang hidup dalam
masyarakat Dayak pada abad ke-19—dari adat pengayauan sampai perkawinan. Desersi adalah novel antropologis mengenai Kalimantan abad ke-19 yang memikat
dan kaya data. Lewat dialog tokoh-tokohnya, M.T.H. Perelaer, sang pengarang, juga amat kritis terhadap kebijakan Pemerintah Hindia-Belanda dan adat pengayauan.
Judul Seri | - |
No. Panggil | 813.3 PER d |
Penerbit | KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) : Jakarta., 2006 |
Deskripsi Fisik | xiv + 286 hlm.; 21 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 979-91-0052-6 |
Klasifikasi | 813.3 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan ke-1 |
Subyek | Novel |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | M. T. H. Perelaer |
Tidak tersedia versi lain