Karena kebijakan pemerintah melarang beca di Jakarta, mata pencaharian sejumlah tukang beca di Jakarta hancur total. Tetapi tukang-tukang beca hanya dapat melihat permukaan dari tindakan “pelarangan beca”. Mereka merasa dikorbankan oleh gerakan tetapi masih belum menyadari kekuatan-kekuatan lain di dalam sistem sosial yang berlawanan dengan mereka dan yang melatarbelakangi gejala migrasi buruh desa-kota. Kurangnya pemahaman ini dapat dimengerti, karena latar belakang struktural keseluruhan relatif ruwet. Buku ini berupaya mengungkapkan mekanisme siluman migrasi buruh dengan perhatian khusus kepada tukang-tukang beca di Jakarta.