Detail Cantuman
Text
Sastra Indonesia Di NTT Dalam Kritik dan Esai
1025783101 | 800.59868 SEH s C-1 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1025784102 | 800.59868 SEH s C-2 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1025785103 | 800.59868 SEH s C-3 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1025786104 | 800.59868 SEH s C-4 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
Yohanes Sehandi telah membuat peta lengkap tentang kesusastraan di NTT yang tidak terpisahkan dengan kesusastraan kita: kesusastraan Indonesia. Dalam buku ini, kita dapat mencermati perjalanan sejarahnya, kiprah kesastrawanannya, dan esai-esai kritiknya yang cair dan mengasyikkan. Jadi, ada usaha sangat serius yang dilakukan Sehandi untuk memperkenalkan karya-karya para sastrawan NTT ke panggung sastra nasional Indonesia. Tentu saja, seberapa pun besar-kecilnya, mereka, para sastrawan NTT itu, telah menyumbangkan buah kreativitas dan kiprah kesastrawanannya sebagai bagian dari kesusastraan Indonesia.
Saya bahagia Yohanes Sehandi telah memilih jalan yang benar. Terlalu amat sedikit kritikus sastra di negeri ini, sementara karya-karya sastra puisi, cerpen, novel, drama, terus berlahiran. Karya-karya itu perlu dijembatani agar ada gerak resipokral yang dinamis, kreatif, dan sehat. Kritikus sesungguhnya juga berfungsi sebagai juru bicara yang menghubungkan pengarang-teks-pembaca. Tugas kritikus, dengan sedaya-upayanya, dengan keluasan wawasan pengetahuannya, mengungkap kekayaan teks, menerjemahkan makna yang tersembunyi yang berada di balik teks sastra.
Akhirnya, saya perlu menyampaikan selamat atas kehadiran buku Sastra Indonesia di NTT dalam Kritik dan Esai ini. Telah hadir Yohanes Sehandi, kritikus dari Indonesia Timur. Kelak, kita dapat menempatkannya sebagai teman bertengkar dalam perkara sastra Indonesia. Sebab, pertengkaran pemikiran perlu untuk menggairahkan kehidupan kesusastraan dan pengetahuan secara lebih luas, tidak merayap lesu dan stagnan. Sastra Indonesia di belahan wilayah mana pun di negeri ini, harus dapat bergerak dinamis, kreatif, dan bahagia!
Saya bahagia Yohanes Sehandi telah memilih jalan yang benar. Terlalu amat sedikit kritikus sastra di negeri ini, sementara karya-karya sastra puisi, cerpen, novel, drama, terus berlahiran. Karya-karya itu perlu dijembatani agar ada gerak resipokral yang dinamis, kreatif, dan sehat. Kritikus sesungguhnya juga berfungsi sebagai juru bicara yang menghubungkan pengarang-teks-pembaca. Tugas kritikus, dengan sedaya-upayanya, dengan keluasan wawasan pengetahuannya, mengungkap kekayaan teks, menerjemahkan makna yang tersembunyi yang berada di balik teks sastra.
Akhirnya, saya perlu menyampaikan selamat atas kehadiran buku Sastra Indonesia di NTT dalam Kritik dan Esai ini. Telah hadir Yohanes Sehandi, kritikus dari Indonesia Timur. Kelak, kita dapat menempatkannya sebagai teman bertengkar dalam perkara sastra Indonesia. Sebab, pertengkaran pemikiran perlu untuk menggairahkan kehidupan kesusastraan dan pengetahuan secara lebih luas, tidak merayap lesu dan stagnan. Sastra Indonesia di belahan wilayah mana pun di negeri ini, harus dapat bergerak dinamis, kreatif, dan bahagia!
Judul Seri | - |
No. Panggil | 800.59868 SEH s |
Penerbit | Penerbit Ombak : Yogyakarta., 2017 |
Deskripsi Fisik | xv + 196 hlm.; 24 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 978-602-258-467-4 |
Klasifikasi | 800.59868 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan ke-1 |
Subyek | Sastra-NTT |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Yohanes Sehandi |
Tidak tersedia versi lain