Detail Cantuman
Text
Pernikahan Eden Di Tengah Gelombang Perceraian & LGBTIQ
1025978101 | 249 CHR p C-1 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1025979102 | 249 CHR p C-2 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1025980103 | 249 CHR p C-3 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1025981104 | 249 CHR p C-4 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
Gelombang Pandemik Covid-19 yang tengah melanda dunia ini telah menyebabkan terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan yang mengakibatkan roda perekonomian tersendat dan terjadilah krisis keuangan. Hal ini menyebabkan stress dan konflik dalam rumah tangga yang sering kali berujung pada perceraian. Ironisnya ketika trend perceraian terjadi di kalangan orang dunia, gelombang perceraian itu juga turut menghanyutkan biduk rumah tangga umat Tuhan di Indonesia. Janji pernikahan yang pernah diucapkan oleh mereka di hadapan Tuhan: “Sampai maut memisahkan kita†kini telah berubah menjadi “Sampai utang telah memisahkan kitaâ€.
Selain itu, banyak orang berpikir bahwa peceraian bisa terjadi dan sah hukumnya karena telah terjadi “perzinahanâ€. Hal ini didasari oleh pernyataan Matius: “Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah" (Mat. 19:9). Dengan demikian, terdapat anggapan bahwa orang yang merasa telah dikhianati boleh memutuskan untuk menceraikan pasangannya dan melakukan pernikahan ulang tanpa dianggap sebagai “perzinahan.
Agar pembaca dapat memahami arti dari ayat tersebut di atas sesuai dengan konteks awalnya, sebagai solusi terhadap trend perceraian; penulis membahas tentang “eksposisi pernyataan Kristus tentang pola Pernikahan Eden dan isu tentang perceraian†yang terambil dari Matius pasal sembilan belas kepada orang orang Yahudi di abad pertama.
Buku ini juga menghadirkan prinsip pola pernikahan Eden bagi umat Tuhan di tengah gelombang perceraian masyarakat Indonesia yang kian hari kian meningkat. Juga disertai dengan “Manifesto Kerajaan Allah†dalam menghadapi serangan ideologi LGBTIQ yang marak menyerang keluarga. Dengan demikian, ketika umat Tuhan
memahami “pola pernikahan Edenâ€, mereka diharapkan hidup selaras dengan prinsip dasar pernikahan mula-mula agar pernikahan umat-Nya tampil bersinar dalam kegelapan menjelang hari kedatangan Tuhan yang kian mendekat.
Selain itu, banyak orang berpikir bahwa peceraian bisa terjadi dan sah hukumnya karena telah terjadi “perzinahanâ€. Hal ini didasari oleh pernyataan Matius: “Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah" (Mat. 19:9). Dengan demikian, terdapat anggapan bahwa orang yang merasa telah dikhianati boleh memutuskan untuk menceraikan pasangannya dan melakukan pernikahan ulang tanpa dianggap sebagai “perzinahan.
Agar pembaca dapat memahami arti dari ayat tersebut di atas sesuai dengan konteks awalnya, sebagai solusi terhadap trend perceraian; penulis membahas tentang “eksposisi pernyataan Kristus tentang pola Pernikahan Eden dan isu tentang perceraian†yang terambil dari Matius pasal sembilan belas kepada orang orang Yahudi di abad pertama.
Buku ini juga menghadirkan prinsip pola pernikahan Eden bagi umat Tuhan di tengah gelombang perceraian masyarakat Indonesia yang kian hari kian meningkat. Juga disertai dengan “Manifesto Kerajaan Allah†dalam menghadapi serangan ideologi LGBTIQ yang marak menyerang keluarga. Dengan demikian, ketika umat Tuhan
memahami “pola pernikahan Edenâ€, mereka diharapkan hidup selaras dengan prinsip dasar pernikahan mula-mula agar pernikahan umat-Nya tampil bersinar dalam kegelapan menjelang hari kedatangan Tuhan yang kian mendekat.
Judul Seri | - |
No. Panggil | 249 CHR p |
Penerbit | PBMR Andi : Yogyakarta., 2020 |
Deskripsi Fisik | viii + 184 hlm.; 21 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 978-623-7519-78-2 |
Klasifikasi | 249 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan ke-1 |
Subyek | - |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Theo Christi |
Tidak tersedia versi lain