Detail Cantuman
Text
Masyarakat Adat & Kedaulatan Pangan
1027263101 | 306.349 ARI m C-1 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1027264102 | 306.349 ARI m C-2 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1027265103 | 306.349 ARI m C-3 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1027266104 | 306.349 ARI m C-4 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
Pendekatan pembangunan inklusif yang digagas pemerintah belum berbasiskan pemahaman terhadap situasi khas dan keragaman masyarakat adat di Indonesia. Padahal, pemanfaatan sumber daya lokal dapat menjadi pilar dalam mencapai kedaulatan pangan di Indonesia.
Buku ini berpendapat, model pembangunan inklusif seharusnya memperhitungkan keragaman karakteristik masyarakat lokal, khususnya jalan pangan masyarakat adat yang bergantung pada lahan dan hutan. Sementara itu, ukuran keberhasilan pertanian pangan sudah saatnya tidak lagi diukur dari produksi sejumlah jenis pangan saja seperti padi, jagung, atau kedelai. Bila tidak, kita akan masuk dalam jeratan sistem pangan global yang mengkomodifikasi pangan, ketika produksi dalam negeri tidak memadai.
Ironis bahwa bangsa ini telah menyia-nyiakan sumber pangan yang berlimpah, sementara kita menjadi pengimpor gandum terbesar di dunia! Kasus gizi buruk yang masih menjadi momok di negeri ini, bukan disebabkan oleh kekurangan sumber pangan, melainkan oleh kesalahan tata kelola.
Sebagai pilar kedaulatan pangan, keberlimpahan sumber daya pangan lokal yang tersebar di seluruh Nusantara dapat menjadi penyelamat dalam situasi bencana seperti sekarang ini, yaitu pandemi Covid-19. Maka, masyarakat adat adalah benteng terakhir dalam menjaga keragaman hayati dan mengelola lingkungan secara berkelanjutan.
Buku ini berpendapat, model pembangunan inklusif seharusnya memperhitungkan keragaman karakteristik masyarakat lokal, khususnya jalan pangan masyarakat adat yang bergantung pada lahan dan hutan. Sementara itu, ukuran keberhasilan pertanian pangan sudah saatnya tidak lagi diukur dari produksi sejumlah jenis pangan saja seperti padi, jagung, atau kedelai. Bila tidak, kita akan masuk dalam jeratan sistem pangan global yang mengkomodifikasi pangan, ketika produksi dalam negeri tidak memadai.
Ironis bahwa bangsa ini telah menyia-nyiakan sumber pangan yang berlimpah, sementara kita menjadi pengimpor gandum terbesar di dunia! Kasus gizi buruk yang masih menjadi momok di negeri ini, bukan disebabkan oleh kekurangan sumber pangan, melainkan oleh kesalahan tata kelola.
Sebagai pilar kedaulatan pangan, keberlimpahan sumber daya pangan lokal yang tersebar di seluruh Nusantara dapat menjadi penyelamat dalam situasi bencana seperti sekarang ini, yaitu pandemi Covid-19. Maka, masyarakat adat adalah benteng terakhir dalam menjaga keragaman hayati dan mengelola lingkungan secara berkelanjutan.
Judul Seri | - |
No. Panggil | 306.349 ARI m |
Penerbit | KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) : Jakarta., 2021 |
Deskripsi Fisik | xvi + 308 hlm.; 21 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 978-602-481-480-9 |
Klasifikasi | 306.349 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan ke-1 |
Subyek | Kebudayaan dan Pertanian |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Ahmad Arif |
Tidak tersedia versi lain