Detail Cantuman
Text
Memoar Pulau Buru
1028587201 | 900.59822 SET m C-1 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1028588202 | 900.59822 SET m C-2 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1032407203 | 900.59822 SET m C-3 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
Memoar Pulau Buru berkisah tentang mereka yang tertimpa nasih "kalah". Bicara tentang pergulatan seorang manusia atau sekelompok manusia untuk bisa bertahan hidup dari siksaan, pelecehan, kebengisan, dan kekejaman yang dilakukan sesamanya. Berkat kemampuan penuturan yang runtut, apa adanya dan menarik, buku ini membuat pembaca sesekali meneteskan air mata atau tersenyum geli; sebaliknya pada saat bersamaan diajak merenung tentang jati diri kemanusiaan, terutama dari sisi lain kemanusiaan, yakni setan iblisnya. Hersri tidak memvonis, tidak juga menyalahkan. Ia hanya bercerita. Penuturannya membuat kita merenung: inikah yang pernah terjadi di sebuah negeri dengan pengagungan nilai-nilai Pancasila dan religiusitas yinggi?
-St. Sularto, Kompas, Sabtu, 22 Mei 2004.
Memoar ini amat berharga. Sebuah karya bermutu yang tidak hanya mengungkapkan pengalaman pribadi penulisnya, melainkan biografi orang-orang Indonesia yang dibuang ke Pulau Buru, kamp tahanan politik diharapkan keluar dalam keadaan hidup dari pulau itu. Mereka terdiri dari pejuang kemerdekaan, sastrawan, seniman, intelektual, gelandangan, dan siapa saja. Penulis memoar ini membuat mereka tercata dalam sejarah kita dan dikenang. Memoarnya merekam situasi yang begitu kelam ketika nasionalisme mengalami kegagalan, ketika kudeta militer Mayor Jenderal Soeharto mengakhiri pemerintahan Presiden Sukarno, ketika orang Indonesia bergerak untuk membunuh orang Indonesia sendiri di era politik global yang dinamai Perang Dingin, dengan dampak yang berlangsung hingga hari ini. Memoar Pulau Buru adalah sebuah monumen kemanusiaan, yang membuat kita tergugah memperjuangkan martabat manusia dan nilai-nilai kemanusiaan tanpa henti.
-St. Sularto, Kompas, Sabtu, 22 Mei 2004.
Memoar ini amat berharga. Sebuah karya bermutu yang tidak hanya mengungkapkan pengalaman pribadi penulisnya, melainkan biografi orang-orang Indonesia yang dibuang ke Pulau Buru, kamp tahanan politik diharapkan keluar dalam keadaan hidup dari pulau itu. Mereka terdiri dari pejuang kemerdekaan, sastrawan, seniman, intelektual, gelandangan, dan siapa saja. Penulis memoar ini membuat mereka tercata dalam sejarah kita dan dikenang. Memoarnya merekam situasi yang begitu kelam ketika nasionalisme mengalami kegagalan, ketika kudeta militer Mayor Jenderal Soeharto mengakhiri pemerintahan Presiden Sukarno, ketika orang Indonesia bergerak untuk membunuh orang Indonesia sendiri di era politik global yang dinamai Perang Dingin, dengan dampak yang berlangsung hingga hari ini. Memoar Pulau Buru adalah sebuah monumen kemanusiaan, yang membuat kita tergugah memperjuangkan martabat manusia dan nilai-nilai kemanusiaan tanpa henti.
Judul Seri | - |
No. Panggil | 900.59822 SET m |
Penerbit | Indonesia Tera : Magelang., 2004 |
Deskripsi Fisik | xxii + 616 hlm.; 21 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 979-9375-93-2 |
Klasifikasi | 900.59822 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan ke-1 |
Subyek | - |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Hersri Setiawan |
Tidak tersedia versi lain