Detail Cantuman
Text
Kebijakan Manusia Nusa Tenggara Timur Dulu dan Kini
1002384201 | 128.5986 FER k | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1002385202 | 128.5986 FER k | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1002386203 | 128.5986 FER k | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1002387204 | 128.5986 FER k | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1002388205 | 128.5986 FER k | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1002389206 | 128.5986 FER k C-6 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1002390207 | 128.5986 FER k | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1002391208 | 128.5986 FER k | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
Dalam buku ini, penulis mengungkapkan kebijakan, yang meliputi pola rasa, pola pikir manusi NTT. Kebijakan yang dimaksud ini bukan kebijaksaan dan bukan ilmu filsafat, sebagaimana dianut bangsa bart, melainkan cara hidup.
Perbedaan seperti ini, karena manusia NTT lebih menekankan perasaan sehingga ia kurang berpikir, melainkan lebih merasa dan berusaha untuk hidup. Sedangkan manusia Barat lebih menekankan rasio, sehingga ia berpikir dan lebih mempergunakan akal budinya.
Namun dalam kebijakan ini, khususnya dalam cerita-cerita rakyat, dongeng-dongeng, mitologi-mitologi dan dalam bahasa kesusasteraannya, banyak ditemui unsur-unsur dan sifat-sifat filsafiah. Karena dengan ini manusia NTT juga mau mencari kebenaran dan juga kesimpulan yang mengandung kebenaran, lewat logika perasaan logika mitologik dan simbolik.
Karena kemajuan zaman serta keterbukaan dan karena manusia NTT selain berperasaan, juga berakal, maka ia selain merasa juga berusaha memikir. Atas dasar ini, maka dalam buku ini "merasa" hampir tidak dijumpai, sedangkan "berpikir" sering ditonjolkan untuk mempergampang para pembaca, antara lain orang asing dan generasi muda sekarang dan yang akan datang, yang semakin melupakan nilai budayanya.
Perbedaan seperti ini, karena manusia NTT lebih menekankan perasaan sehingga ia kurang berpikir, melainkan lebih merasa dan berusaha untuk hidup. Sedangkan manusia Barat lebih menekankan rasio, sehingga ia berpikir dan lebih mempergunakan akal budinya.
Namun dalam kebijakan ini, khususnya dalam cerita-cerita rakyat, dongeng-dongeng, mitologi-mitologi dan dalam bahasa kesusasteraannya, banyak ditemui unsur-unsur dan sifat-sifat filsafiah. Karena dengan ini manusia NTT juga mau mencari kebenaran dan juga kesimpulan yang mengandung kebenaran, lewat logika perasaan logika mitologik dan simbolik.
Karena kemajuan zaman serta keterbukaan dan karena manusia NTT selain berperasaan, juga berakal, maka ia selain merasa juga berusaha memikir. Atas dasar ini, maka dalam buku ini "merasa" hampir tidak dijumpai, sedangkan "berpikir" sering ditonjolkan untuk mempergampang para pembaca, antara lain orang asing dan generasi muda sekarang dan yang akan datang, yang semakin melupakan nilai budayanya.
Judul Seri | - |
No. Panggil | 128.5986 FER k |
Penerbit | STFK Ledalero : Maumere., 1990 |
Deskripsi Fisik | 344 hlm.; 21 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | 128.5986 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | - |
Subyek | Manusia NTT |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Stephanus Ozias Fernandez |
Tidak tersedia versi lain