Detail Cantuman
Text
Uraian Singkat Tentang Homiletik Ilmu Berkhotbah
1028799201 | 251 POU u C-1 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
1028800202 | 251 POU u C-2 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
Buku ini ditulis oleh Pdt. P. H. Pouw, salah seorang sahabat Dr. Jaffray. Mereka berdua telah menggubah ratusan lagu gereja. Selain itu, Pdt. Pouw menggembalakan Gereja Kemah Injil di Ujung Pandang, mengajar di Makassar Bible School (sekarang STTj) dan membantu redaksi dan produksi majalah Kalam Hidup.
Untuk menolong para calon pendeta maupun pendeta, Pdt. P. H. Pouw menulis sebuah buku yang topik utamanya adalah tentang khotbah. Buku ini dibagi ke dalam dua bagian. Bagian pertama menerangkan arti homiletik, asal usul homiletik, arti khotbah, menentukan judul dan tema khotbah, menentukan arah dan tujuan khotbah, memilih ayat emas, menentukan bab dan bagian-bagiannya, tiga syarat dalam berkhotbah, membuat pendahuluan atau pembukaan khotbah, membuat penutup atau kesimpulan khotbah, membuat isi khotbah, memakai ilustrasi, dan bagaimana pengkhotbah bersikap di atas mimbar. Pada bagian kedua, penulis memberikan berbagai macam contoh khotbah seperti khotbah tekstual, topikal, dan ekspositori. Selain itu, ada juga contoh khotbah dalam berbagai situasi seperti khotbah dalam kebaktian rumah tangga, pernikahan, upacara penghiburan, dan siaran radio. Pada bagian pertama, penulis mengajarkan tentang arti kata Homiletik yang berasal dari Bahasa Yunani "Homilia" yang berarti perundingan, penguraian, atau khotbah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kita memahaminya sebagai ilmu berkhotbah atau pelajaran berbicara di hadapan orang banyak. Pouw mengatakan bahwa ada orang yang memiliki kepandaian berbicara karena bawaan lahir, tetapi karena tidak dilatih untuk menyusun kata-kata dan tidak tahu bagaimana menguraikan suatu hal, kemampuan berbicaranya di depan umum tidak terlalu baik. Karena homiletik adalah sebuah ilmu, lalu bagaimana berkhotbah yang benar itu dapat dipelajari, baik oleh pendeta maupun oleh para pelayan Tuhan dan jemaat sehingga setiap anak Tuhan dapat bersaksi tentang Injil Tuhan kepada orang banyak? Selain itu, di dalam buku ini dijelaskan bahwa berkhotbah bukan hanya soal teknik, melainkan juga tentang sikap. Seorang pengkhotbah dituntut untuk tidak sombong dan tidak minder di hadapan jemaat. Pengkhotbah adalah pesuruh Allah untuk mengabarkan Kabar Baik. Karena itu, pengkhotbah haruslah menetapkan hatinya kepada Tuhan Yesus, menuju mimbar dengan rasa percaya diri, dan tetap dengan sikap menghormati jemaat.
Buku ini menarik untuk dibaca dan berguna bagi semua anak Tuhan agar mereka dapat menyampaikan kesaksian mereka tentang Kabar Baik dengan cara yang benar dan juga menarik.
Untuk menolong para calon pendeta maupun pendeta, Pdt. P. H. Pouw menulis sebuah buku yang topik utamanya adalah tentang khotbah. Buku ini dibagi ke dalam dua bagian. Bagian pertama menerangkan arti homiletik, asal usul homiletik, arti khotbah, menentukan judul dan tema khotbah, menentukan arah dan tujuan khotbah, memilih ayat emas, menentukan bab dan bagian-bagiannya, tiga syarat dalam berkhotbah, membuat pendahuluan atau pembukaan khotbah, membuat penutup atau kesimpulan khotbah, membuat isi khotbah, memakai ilustrasi, dan bagaimana pengkhotbah bersikap di atas mimbar. Pada bagian kedua, penulis memberikan berbagai macam contoh khotbah seperti khotbah tekstual, topikal, dan ekspositori. Selain itu, ada juga contoh khotbah dalam berbagai situasi seperti khotbah dalam kebaktian rumah tangga, pernikahan, upacara penghiburan, dan siaran radio. Pada bagian pertama, penulis mengajarkan tentang arti kata Homiletik yang berasal dari Bahasa Yunani "Homilia" yang berarti perundingan, penguraian, atau khotbah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kita memahaminya sebagai ilmu berkhotbah atau pelajaran berbicara di hadapan orang banyak. Pouw mengatakan bahwa ada orang yang memiliki kepandaian berbicara karena bawaan lahir, tetapi karena tidak dilatih untuk menyusun kata-kata dan tidak tahu bagaimana menguraikan suatu hal, kemampuan berbicaranya di depan umum tidak terlalu baik. Karena homiletik adalah sebuah ilmu, lalu bagaimana berkhotbah yang benar itu dapat dipelajari, baik oleh pendeta maupun oleh para pelayan Tuhan dan jemaat sehingga setiap anak Tuhan dapat bersaksi tentang Injil Tuhan kepada orang banyak? Selain itu, di dalam buku ini dijelaskan bahwa berkhotbah bukan hanya soal teknik, melainkan juga tentang sikap. Seorang pengkhotbah dituntut untuk tidak sombong dan tidak minder di hadapan jemaat. Pengkhotbah adalah pesuruh Allah untuk mengabarkan Kabar Baik. Karena itu, pengkhotbah haruslah menetapkan hatinya kepada Tuhan Yesus, menuju mimbar dengan rasa percaya diri, dan tetap dengan sikap menghormati jemaat.
Buku ini menarik untuk dibaca dan berguna bagi semua anak Tuhan agar mereka dapat menyampaikan kesaksian mereka tentang Kabar Baik dengan cara yang benar dan juga menarik.
Judul Seri | - |
No. Panggil | 251 POU u |
Penerbit | Kalam Hidup : Bandung., 1999 |
Deskripsi Fisik | 166 hlm.; 18,5 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | 251 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan ke-13 |
Subyek | Khotbah (Kristen) |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | P. H. Pouw |
Tidak tersedia versi lain