Detail Cantuman
Text
Sejarah Perkembangan Misi Flores Dioses Agung Ende
1029340201 | 275.986833 URA s C-1 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1029341202 | 275.986833 URA s C-2 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
1029342203 | 275.986833 URA s C-3 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
Pada bagian pertama buku ini mengisahkan awal mula perkembangan dan keruntuhan karya Misi pater-pater Dominikan di Kepulauan Solor, seperti dikenal waktu itu yakni terdiri dari Pulau Flores, Timor, Pulau Solor, Adonara, dan Lomblen. Selanjutnya kami memperkenalkan karya Misi pater-pater Yesuit, karya Misi pater-pater Serikat Sabda Allah, sampai terbentuknya Dioses Agung Ende.
Dioses Agung Ende mencakup tiga Kabupaten Sikka, Kabupaten Ende dan Kabupaten Ngada. Di Kabupaten Ngada sudah terdapat stasi-stasi Misi sejak abad XVI seperti Stasi Kewa, Lena, Laka, Mari, Tonggo dan Lambo, 15 km dari Tonggo. Oleh serangan Islam dan peperangan melawan Kompeni Belanda, desa-desa ini semua sudah menjadi Islam dan kembali menjadi kafir. Disebutkan dalam dokumen sejarah, bahwa desa-desa ini telah menjadi Katolik sejak tahun 1566. Pada tahun 1772 misionaris terakhir berangkat dari Numba di pantai selatan Flores meninggalkan umat.
Pada waktu itu di wilayah sekarang termasuk Kabupaten Ende terdapat tiga stasi Misi di Pulau Ende, yakni: Numba, Saraboro dan Curollales. Di pantai utara wilayah LIO terdapat Stasi Dondo, sebuah pelabuhan tempat kapal-kapal Portugis mengambil air minum dan membeli bahan makanan. Keempat stasi ini juga telah dikuasai Islam atau Belanda, sehingga smeuanya telah menjadi Islam atau kafir kembali. Hanya di Kabupaten Sikka stasi-stasi Katolik tetap mempertahankan imannya. Ketika pada tahun 1868 dikunjungi oleh Pater Omzigt SY terdapat pada waktu itu umat sekitar 6.000 orang. Mereka memang menamakan diri Katolik. Tetapi mereka hidup sama dengan orang kafir.
Dioses Agung Ende mencakup tiga Kabupaten Sikka, Kabupaten Ende dan Kabupaten Ngada. Di Kabupaten Ngada sudah terdapat stasi-stasi Misi sejak abad XVI seperti Stasi Kewa, Lena, Laka, Mari, Tonggo dan Lambo, 15 km dari Tonggo. Oleh serangan Islam dan peperangan melawan Kompeni Belanda, desa-desa ini semua sudah menjadi Islam dan kembali menjadi kafir. Disebutkan dalam dokumen sejarah, bahwa desa-desa ini telah menjadi Katolik sejak tahun 1566. Pada tahun 1772 misionaris terakhir berangkat dari Numba di pantai selatan Flores meninggalkan umat.
Pada waktu itu di wilayah sekarang termasuk Kabupaten Ende terdapat tiga stasi Misi di Pulau Ende, yakni: Numba, Saraboro dan Curollales. Di pantai utara wilayah LIO terdapat Stasi Dondo, sebuah pelabuhan tempat kapal-kapal Portugis mengambil air minum dan membeli bahan makanan. Keempat stasi ini juga telah dikuasai Islam atau Belanda, sehingga smeuanya telah menjadi Islam atau kafir kembali. Hanya di Kabupaten Sikka stasi-stasi Katolik tetap mempertahankan imannya. Ketika pada tahun 1868 dikunjungi oleh Pater Omzigt SY terdapat pada waktu itu umat sekitar 6.000 orang. Mereka memang menamakan diri Katolik. Tetapi mereka hidup sama dengan orang kafir.
Judul Seri | - |
No. Panggil | 275.986833 URA s |
Penerbit | : ., |
Deskripsi Fisik | 342 hlm.; 21 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | 275.986833 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan ke-1 |
Subyek | Ende -- Misi Flores |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Lambert Lame Uran |
Tidak tersedia versi lain