Detail Cantuman
Text
Relevansi Pemikiran Paulo Freire Tentang Pendidikan Yang Membebaskan Untuk Pendidikan Era Digital Di Indonesia (Tinjauan Kritis Analistis Atas Situasi Pendidikan Indonesia Zaman Sekarang)
3030709201 | SKRIPSI 4054 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menjelaskan pendidikan era digital yang terjadi saat ini, (2) menjelaskan pemikiran Paulo Freire tentang pendidikan yang membebaskan, dan (3) menjelaskan relevansi pemikiran Paulo Freire tentang pendidikan yang membebaskan untuk pendidikan era digital di Indonesia saat ini dan di masa-masa yang akan datang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif kualitatif. Objek yang diteliti ialah teori Paulo Freire tentang pendidikan yang membebaskan dan semua teori yang berkaitan dengan pendidikan era digital. Wujud data dalam penelitian ini ialah kata, frasa, dan kalimat yang terdapat dalam sejumlah buku, jurnal, majalah, dokumen, maupun artikel karya Paulo Freire yang berkaitan dengan konsep pendidikan yang membebaskan dan sejumlah buku, jurnal, majalah, dokumen, maupun artikel yang berkaitan dengan pendidikan era digital. Berdasarkan penelitian dan tinjauan analitis kritis ini, penulis menemukan bahwa salah satu hal yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan Indonesia selama ini ialah gaya pendidikan yang monoton, berpusat pada pendidik, dan membosankan. Para pendidik menjadikan diri mereka sebagai sumber pengetahuan satu-satunya, sedangkan peserta didik hanya dilihat sebagai objek yang menerima semua pengetahuan untuk dihafal dan diulang dengan patuh. Paulo Freire menyebut gaya pendidikan semacam itu sebagai pendidikan gaya bank (Banking Education). Terhadap pendidikan gaya bank, Freire “memberontak” karena menurutnya gaya pendidikan semacam itu tidak dapat mewujudkan tujuan dari pendidikan untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik. Apalagi, untuk saat ini, dunia pendidikan sudah dipengaruhi oleh era digital. Dalam pendidikan era digital, ada banyak pengetahuan, wawasan, dan keterampilan yang bisa diperoleh pendidik dan peserta didik melalui berbagai cara. Sumber-sumber pengetahuan bisa dipelajari melalui internet, seperti e-book, e-journal, video, film, hasil riset, artikel, dan lain-lain. Di samping itu, saat ini di Indonesia ada juga macam-macam cara belajar digital seperti online learning, blended learning, MOOC, dan lain-lain. Oleh karena itu, Freire menganjurkan sebuah alternatif supaya pendidikan Indonesia dapat menjadi lebih baik di era digital ini, yaitu pendidikan yang membebaskan yang memiliki elemen proses humanisasi, pendidikan hadap-masalah, dialog, dan upaya konsientisasi. Melalui beberapa elemen itu, pendidikan yang membebaskan mengusahakan pendidik dan peserta didik yang aktif, kreatif, dan inovatif dalam menjalankan proses pembelajaran. Pada titik ini, pendidikan yang membebaskan mampu menggeser pendidikan gaya bank yang sudah tidak relevan lagi dengan situasi pendidikan era digital. Dengan demikian, pendidikan yang membebaskan relevan untuk membantu pendidikan era digital di Indonesia guna meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia menjadi lebih baik ke depannya. Sebab, pendidikan yang membebaskan dan pendidikan era digital menuntut keterampilan-keterampilan modern untuk menjawab disrupsi inovatif dalam dunia pendidikan saat ini. Di samping itu, pendidikan yang membebaskan dan pendidikan era digital melahirkan beberapa peran baru dari semua elemen masyarakat. Dengan demikian, pendidikan yang membebaskan dan pendidikan era digital berpengaruh terhadap bidang sosial-politik dan sosial-budaya masyarakat Indonesia.
Judul Seri | - |
No. Panggil | SKRIPSI 4054 |
Penerbit | : Ledalero-Maumere., 2022 |
Deskripsi Fisik | xiv + 162 hlm.; 21 cm x 30 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | 4054 |
Tipe Isi | text |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | - |
Subyek | Pendidikan Era Digital |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Rikardus Mantero |
Tidak tersedia versi lain