Detail Cantuman
Text
Upacara Tung Piong Dan Relevansi Pastoralnya Bagi Kehidupan Menggereja Masyarakat Hubin
3030722201 | SKRIPSI 4046 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menyadarkan masyarakat Hubin akan pentingnya makna dalam upacara Tung Piong sebagai suatu sarana pelestarian budaya daerah di kabupaten Sikka. (2) Menjelaskan kehidupan Menggereja Masyarakat Hubin. (3) Menjelaskan Relevansi Pastoral Tung Piong di Hubin. Penulis menggunakan metode studi kepustakaan dan wawancara. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah buku Pesona Sikka: Deskripsi Sepuluh Objek Wisata Budaya. Dalam menjalankan penelitian ini, teknik yang digunakan yaitu Pertama, menelaah beberapa sumber kepustakaan yang membantu penulis dalam menganalisa topik seputar Perbandingan antara Watu Mahe dalam upacara Tung Piong dan Altar dalam perayaan ekaristi gereja Katolik. Kedua, melakukan wawancara dengan semua sumber yang telah dihubungi. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa upacara Tung Piong merupakan bentuk pemujaan sekaligus penghormatan terhadap para leluhur sekaligus Wujud Tertinggi yang dalam bahasa etnis sikka krowe disebut Ina Nian Tana Wawa, Ama Lero Wulan Reta. Hal ini dapat dibuktikan melalui tradisi dan kepercayaan masyarakat Hubin dalam menggelar upacara Tung Piong di Mahe Udek Rang atas kepercayaan masyarakat setempat akan perlindungan dari marabahaya, wabah penyakit serta usaha dan kerja keras masyarakat dalam memajukan masyarakat Hubin oleh para leluhur sekaligus wujud tertinggi yang di percaya. Upacara Tung Piong berusaha mempertahankan eksistensinya dari segala kemajuan teknologi sekaligus Agama yang dianut oleh masyarakat setempat sebagai sarana memperbaharui iman dan kepercayaan akan Yesus Kristus sebagai Juruselamat umat manusia. Di satu pihak gambaran mengenai kehidupan menggereja masyarakat Hubin dan cara berpastoral yang perlu diterapkan oleh Gereja. Dalam konteks agama katolik nilai-nilai baik yang tertanam dalam upacara Tung Piong perlu dipakai oleh gereja katolik sebagai sarana dalam mengembangkan katekese umat sekaligus menghayati Wujud Tertinggi sebagai pencipta dan penggerak seluruh tatanan kehidupan manusia. Melalui nilai-nilai baik yang hadir dalam perayaan ekaristi gereja katolik mampu menggerakkan iman umat masyarakat Hubin dengan menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai anggota gereja sekaligus menghayati makna dan arti terdalam dari perayaan ekaristi. Karena itu, apresiasi terhadap tradisi lisan dalam lintas budaya dalam praktek upacara Tung Piong mampu membuka wawasan berpikir sekaligus dapat melestarikan kebudayaan daerah Sikka.
Judul Seri | - |
No. Panggil | SKRIPSI 4046 |
Penerbit | : Ledalero-Maumere., 2022 |
Deskripsi Fisik | x + 54 hlm.; 21 cm x 30 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | 4046 |
Tipe Isi | text |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | - |
Subyek | Upacara Tung Piong |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Fransiskus Hardiyoman Siku |
Tidak tersedia versi lain