Detail Cantuman
Text
Post-Demokrasi: Tinjauan Analitis-Kritis Atas Teori Politik Colin Crouch Dan Signifikansinya terhadap Diskursus Tentang Krisis Demokrasi Liberal
3030736201 | SKRIPSI 4009 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu (1) untuk menguraikan teori politik Colin Crouch tentang Post-Demokrasi dan signifikansinya terhadap diskursus tentang krisis demokrasi liberal, dan (2) untuk menguraikan persoalan turunan, yaitu pengertian post-demokrasi, faktor penyebab post-demokrasi, gerakan masyarakat warga sebagai strategi konfrontasi dengan post-demokrasi, dan tinjauan analisis kritis terhadap post-demokrasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Objek yang diteliti ialah teori politik Colin Crouch tentang post-demokrasi. Wujud data dalam penelitian ini berupa kata, frasa, dan kalimat dalam sejumlah buku karya Colin Crouch yang berhubungan langsung dengan konsep post-demokrasi. Data-data itu diambil dari tiga buku yang ditulis oleh Crouch, yaitu Post-Democracy (2004), The Strange Non-Death of Neoliberalism (2011), dan Post-Democracy After the Crises (2020). Sumber data sekunder diperoleh dari berbagai buku dan artikel para ilmuwan politik yang berbicara tentang krisis demokrasi liberal dan yang memberikan komentar terhadap konsep post-demokrasi Colin Crouch. Selain itu, penulis juga menguraikan analisis kritis terhadap konsep post-demokrasi. Berdasarkan penelitian dan tinjauan analisis kritis ini ditemukan bahwa post-demokrasi adalah situasi ketika prosedur dan institusi demokrasi berjalan dan berfungsi, tetapi energi vital-substansial demokrasi itu sendiri telah pudar dan praksis demokrasi telah dikuasai segelintir elit ekonomi dan politik yang berusaha agar kepentingan mereka diterjemahkan ke dalam kebijakan publik. Terdapat beberapa unsur penting di dalam rezim post-demokrasi. 1) Faktor penyebab. Terdapat dua faktor primer yang menjadi penyebab post-demokrasi, yaitu globalisasi ekonomi dan neoliberalisme, dan kemunduran pengaruh kelas dan agama. 2) Faktor lanjutan. Terdapat tiga faktor lanjutan yang mengeskalasi laju post-demokrasi, yaitu ketidaksetaraan dan korupsi politik, krisis finansial dan tindakan untuk menghadapinya, krisis Utang Eropa, dan politisasi nostalgia pesimistik dan populisme xenofobik. 3) Karakteristik post-demokrasi. Bagian ini berisi karakter rezim post-demokrasi yang terdiri atas propaganda dan manipulasi opini publik, radikalisasi-normalisasi lobi politik, dan partai politik post-demokratis. 4) Strategi konfrontasi dengan post-demokrasi. Colin Crouch menyebutkan dua strategi untuk berkonfrontasi dengan post-demokrasi, yaitu penguatan masyarakat warga, dan revivalisasi gerakan sosial (environmentalisme dan politik feminis). Setelah tinjauan deskriptif tersebut, penulis membuat relevansi konsep post-demokrasi. Penulis menemukan, sekurang-kurangnya, dua signifikansi teori post-demokrasi, yaitu sebagai kerangka konseptual dalam memahami relasi dan pengaruh entitas politik non-demokratis (korporasi dan organisasi finansial internasional) terhadap praksis demokrasi, dan untuk memahami penyebab fundamental dari krisis demokrasi liberal. Selanjutnya, tinjauan kritis penulis atas konsep post-demokrasi berisi tiga aspek, yaitu ketidakmemadaian konsep ‘momen demokratis’, post-demokrasi sebagai aspek ontologis, dan pentingnya reformasi kelembagaan untuk berkonfrontasi dengan post-demokrasi.
Judul Seri | - |
No. Panggil | SKRIPSI 4009 |
Penerbit | : Ledalero-Maumere., 2022 |
Deskripsi Fisik | xii + 145 hlm.; 21 cm x 30 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | 4009 |
Tipe Isi | text |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | - |
Subyek | Krisis Demokrasi Liberal |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Sarnus Joni Harto |
Tidak tersedia versi lain