Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk (1) menjelaskan apa itu dekrit Inter Mirifica (2) Menjelaskan secara singkat apa itu hoaks, dan (3) menjelaskan sikap Gereja terhadap penyebaran berita hoaks dari perspektif Dekrit Inter Mirifica. Metode yang dipakai dalam tulisan ini ialah metode studi kepustakaan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan mendalami dokumen Gereja, buku-buku, jurnal, kamus, dan internet yang berkaitan dengan pandangan Gereja mengenai kasus penyebaran berita hoaks dari perspektif dekrit Inter Mirifica. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa Gereja sangat mendukung perkembangan teknologi komunikasi sebagai suatu anugerah dari Allah. Namun di sisi lain Gereja menentang segala bentuk kejahatan yang dilakukan melalui media sosial. Dekrit Inter Mirifica merupakan tanggapan Gereja terhadap perkembangan teknologi, sekaligus merupakan bentuk keprihatinan Gereja akan dampak buruk yang dapat ditimbulkan. Adanya penyebaran berita hoaks disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan sosial dan dapat menimbulkan kebencian, perpecahan, atau permusuhan di antara masyarakat. Kasus penyebaran berita hoaks ini menjadi bukti penyalahgunaan media komunikasi yang berdampak buruk bagi masyarakat. Menanggapai permasalahan seperti ini, Gereja melalui dekrit Inter Mirifica memberikan pendasaran teologis, himbauan dan pandangan Gereja mengenai penggunaan media komunikasi. Gereja juga mengharapkan agar masyarakat, pemerintah, dan juga para penyelenggara untuk menggunakan media komunikasi secara bijaksana dan sesuai dengan tata aturan yang berlaku.