Detail Cantuman
Text
Mengembalikan Belis Pada Makna Yang Sebenarnya sebagai upaya Untuk Mengangkat Martabat Perempuan Dalam Masyarakat Patriarkat Di Kampung Ncuang Manggarai Timur Studi Kasus
3030741201 | SKRIPSI 4003 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
Masalah budaya adalah masalah kemanusiaan karena kebudayaan ada sejak manusia ada bahkan kebudayaan lahir bersamaan dengan manusia. Tidak ada manusia yang tanpa budaya karena setiap manusia pasti lahir dalam suatu konteks budaya tertentu sesuai dengan asal wilayah atau keadaan geografisnya. Hal ini terjadi karena kebudayaan merupakan suatu realitas sosial yang tak dapat dilepas pisahkan dari realitas hidup manusia. Tidak bisa dielakkan bahwa dalam beberapa dekade terakhir nilai kebudayaan mengalami sedikit kemunduran. Penulis mengangkat salah satu kebudayaan yang ada di Manggarai sebagai objek studi dalam tulisan ini, karena atas dasar kegelisahan intelektual penulis tentang kebudayaan-kebudayaan yang ada di Manggarai. Adapun alasan mendasar yang lain dari pengambilan objek studi dalam tulisan ini ialah keluhan masyarakat kampung Ncuang yang berasumsi bahwa kebudayaan juga menjadi penghalang atau hakim utama dalam menentukan hubungan cinta di antara putra-putri mereka. Tujuan dasar dari penulisan karya ilmiah ini adalah: (1) Untuk menelaah lebih mendalam dan jauh tentang masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat khususnya berkaitan dengan budaya belis yang eksis di Manggarai khususnya di kampung Ncuang. (2) Tulisan ini dibuat untuk menjawabi kegelisahan penulis dan menjawabi keluhan masyarakat atas budaya belis di kampung Ncuang sebagai objek studi berdasarkan kasus-kasus yang terjadi di kampung Ncuang beberapa tahun terakhir. Karya ini ditulis dengan metode studi kepustakaan, observasi dan wawancara. Maka, sebelum merumuskan gagasan-gagasan yang berkaitan dengan kebudayaan, terlebih dahulu penulis menelusuri buku-buku yang berkaitan dengan tema yang dipilih. Hasil studi kepustakaan dan wawancara dipakai penulis untuk membahas tentang budaya belis dan martabat perempuan di kampung Ncuang. Pada akhirnya penulis menarik suatu kesimpulan bahwa pengaruh kebudayaan yang kuat dengan pemahaman yang buta terhadap budaya belis telah merendahkan harkat dan martabat perempuan. Menyadari hal ini maka belis harus dilihat sebagai simbol penghormatan terhadap harkat dan martabat perempuan. Nilai belis yang direduksi oleh permintaan belis yang mahal dengan alasan pendidikan harus dihilangkan.
Judul Seri | - |
No. Panggil | SKRIPSI 4003 |
Penerbit | : Ledalero-Maumere., 2022 |
Deskripsi Fisik | xii + 91 hlm.; 21,5 cm x 30 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | 4003 |
Tipe Isi | text |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | - |
Subyek | Belis Martabat Perempuan |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Alfonsus Marten Joni |
Tidak tersedia versi lain